Kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, menyisakan duka mendalam. Seorang penumpang Jeju Air mengirimkan pesan terakhir ke kerabatnya sebelum kecelakaan terjadi.
Dikutip dari detikNews, seorang penumpang mengirimkan pesan singkat kepada seorang kerabatnya yang menyampaikan ada burung yang tersangkut di sayap pesawat. Ia kemudian mengirim pesan "Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?"
Diketahui pesawat Jeju Air itu mengangkut 181 orang, rinciannya 175 orang penumpang dan 6 orang awak pesawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut kementerian transportasi, di antara para penumpang, terdapat dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga negara Korea Selatan.
Berdasarkan data terakhir, sebanyak 179 orang tewas, 2 orang yang merupakan awak pesawat selamat dan telah dibawa ke rumah sakit.
Kementerian Transportasi Korsel mengatakan pesawat tersebut diproduksi pada tahun 2009. Dua mesin CFM56-7B26 diproduksi oleh CFM International, sebuah perusahaan patungan antara GE Aerospace (GE.N), opens new tab dan Safran (SAF.PA), opens new tab dari Prancis.
"Kami sangat sedih atas kehilangan atas penerbangan Jeju Air 2216. Kami menyampaikan simpati yang tulus kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang berada di dalam pesawat," kata seorang juru bicara CFM.
CEO Jeju Air Minta Maaf
CEO Jeju Air Kim E-bae meminta maaf atas kecelakaan tersebut. Kim E-bae membungkuk dalam-dalam selama pengarahan yang disiarkan televisi.
Ia mengatakan pesawat itu tidak memiliki catatan kecelakaan dan tidak ada tanda-tanda awal kerusakan. Maskapai penerbangan akan bekerja sama dengan para penyelidik dan menjadikan dukungan bagi yang berduka sebagai prioritas utama.
"Tidak ada kondisi abnormal yang dilaporkan ketika pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi Bangkok," kata Presiden Airports of Thailand, Kerati Kijmanawat.
Kode Darurat Peringatan Bird Strike
Menara pengawas Bandara Internasional Muan sempat memberikan peringatan bird strike atau gangguan serangan burung sebelum pesawat Jeju Air kecelakaan. Peringatan itu dikeluarkan enam menit sebelum kecelakaan maut terjadi.
Menurut jumpa pers Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara pengawas mengeluarkan peringatan pada pukul 08.57 pagi waktu setempat.
Pilot pesawat kemudian mengumumkan mayday pukul 08.58 pagi dan berusaha mendarat pada pukul 9 pagi. Namun tiga menit kemudian pesawat tergelincir pada pukul 09.03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan.
"Saat mencoba mendarat di landasan pacu No 1, menara kontrol mengeluarkan peringatan serangan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelahnya," kata kementerian tersebut.
Para pejabat mengatakan menara kontrol memberikan izin untuk mendarat di arah yang berlawanan di landasan pacu, setelah itu pilot mencoba mendarat hingga melewati landasan pacu dan menabrak dinding.
Baca selengkapnya di sini
(nor/nor)