AJI Denpasar Ajak Para Korban Kekerasan Seksual Berani Laporkan Pelaku

AJI Denpasar Ajak Para Korban Kekerasan Seksual Berani Laporkan Pelaku

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Minggu, 22 Des 2024 14:27 WIB
Aksi damai memperingati Hari Tanpa Kekerasan Perempuan di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, Renon, Minggu (22/12/2024).
Foto: Aksi damai memperingati Hari Tanpa Kekerasan Perempuan di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, Renon, Minggu (22/12/2024). (Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Denpasar -

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar mengajak seluruh korban kekerasan seksual untuk berani melaporkan pelaku kekerasan seksual terhadap perempuan.

Hal itu dilakukan AJI Denpasar dalam aksi damai memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Hari Pergerakan Perempuan di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, Renon, Minggu (22/12/2024). Aksi itu melibatkan jurnalis, masyarakat, dan penyair.

"Kami melihat ruang aman terhadap perempuan masih minim. Kekerasan fisik, psikis, dan verbal kerap dialami perempuan, baik di rumah, jalan raya, dan tempat kerja," ujar Ketua AJI Denpasar Ayu Sulistyowati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, koordinator aksi, Ni Kadek Novi Febriani, mengatakan peringatan 22 Desember sebenarnya bukan Hari Ibu, melainkan Hari Pergerakan Perempuan. Novi mengatakan gerakan perempuan hadir untuk mendorong tumbuhnya keadilan di berbagai bidang.

Gerakan ini, Novi berujar, harus dilantangkan secara konsisten. Sebab, ketimpangan gender masih berjalan.

ADVERTISEMENT

"Selama ini Hari Ibu mengalami pergeseran makna, perayaan Hari Ibu maknanya dipersempit sekadar hanya urusan rumah tangga maupun domestik. Padahal marwah gerakan ini untuk memperbaiki nasib perempuan, keluar dari buta huruf dengan menuntut pendidikan. Perempuan adalah pemikir, pendidik, dan pejuang," tegasnya.

Selain itu, AJI Denpasar mengajak berbagai lembaga di pemerintahan maupun lembaga adat untuk saling menguatkan solidaritas untuk melawan segala bentuk kekerasan berbasis gender di Bali. Serta, berkomitmen menegakkan keadilan terhadap tindakan kekerasan perempuan.

AJI Denpasar juga mendukung perempuan untuk berani melapor bila mendapatkan tindakan kekerasan. Pemerintah juga didorong agar memfasilitasi dan memberikan perlindungan serta pemulihan bagi korban tindakan kekerasan.

AJI Denpasar juga meminta agar tidak menormalisasikan seksisme dalam aktivasi kehidupan sehari-hari yang merupakan akar masalah dari kekerasan. Sikap tersebut merupakan perilaku mendiskriminasi perempuan.

Dalam poin sikap lainnya, AJI Denpasar menyatakan perempuan berhak setara dengan laki-laki dalam bidang apapun, ekonomi, sosial, politik, maupun moral.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads