Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem mulai menguji coba incinerator di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Linggasana, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem. Alat pengolahan sampah seharga Rp 4,3 miliar itu diklaim mampu membakar hingga 15 ton sampah dalam sehari.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karangasem, I Nyoman Tari, mengatakan incinerator tersebut sangat efektif untuk mengatasi sampah. Mengingat, sampah di perkotaan yang dikirim ke TPA mencapai 45-50 ton dalam sehari.
"Incinerator ini salah satu solusi kami dalam mengatasi permasalahan sampah. Jika tidak segera diatasi, maka TPA Linggasana akan overload dalam beberapa tahun ke depan," kata Tari saat ditemui di TPA Linggasana, Kamis (19/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan incinerator akan diresmikan dalam beberapa hari ke depan jika tahap uji coba berjalan baik. Selain incinerator, DLH Karangasem juga menyediakan alat pemilah sampah di TPA Linggasana. Namun, alat tersebut belum bisa dioperasikan.
"Jika nantinya sampah sudah dipilah, maka yang akan dibakar hanya sampah residu saja karena sampah organik akan dipisah. Jadi akan lebih cepat lagi proses pembakarannya dan lebih banyak sampah tentunya yang akan dibakar," ujar Tari.
Tari berharap Pemkab Karangasem bisa menambah alat incinerator untuk membakar sampah. Harapannya, permasalahan sampah di Karangasem segera teratasi.
"Kalau memungkinkan dan ada anggarannya, masing-masing kecamatan bisa memiliki satu alat incinerator sehingga masalah sampah akan beres. Karena jika mengandalkan pemilahan sampah berbasis sumber sangat susah," ucap Tari.
Komisaris PT Dodika Prabsco Resik Abadi, Karina Prabowo Sanger, mengatakan incinerator sangat ramah lingkungan dan efektif dalam pengolahan sampah. PT Dodika Prabsco Resik Abadi merupakan rekanan tempat Pemkab Karangasem membeli incinerator tersebut.
Karina mengungkapkan semua jenis sampah bisa diolah memakai incinerator tersebut. Terlebih, proses pembakaran tidak mengeluarkan asap tebal sehingga tidak mengganggu aktivitas warga sekitar.
"Untuk 15 ton sampah yang dibakar dalam sehari nantinya akan menjadi abu dan abu tersebut bisa didaur ulang lagi menjadi bahan-bahan ramah lingkungan seperti paving, bata, dan yang lainnya," kata Karina.
Karina berharap Karangasem bisa menggunakan incinerator di beberapa tempat. Selain di TPA, incinerator juga bisa ditaruh di tempat lain, seperti objek wisata dan sebagainya. Walhasil, sampah dari hotel bisa langsung dibakar sehingga objek wisata bisa terlihat bersih.
(hsa/hsa)