Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah menjadi sorotan setelah mengolok-olok penjual es teh, Sunhaji, saat pengajian di Magelang. Netizen mempertanyakan dan menyebut Miftah tak layak menyandang gelar 'Gus'.
Akibat pernyataannya itu, warganet mulai mengorek-ngorek gelar gus yang disematkan di depan nama Miftah. Banyak warganet menyebarkan informasi bahwa Miftah bukanlah keturunan kiai atau gus yang sah, melainkan mantan marbot masjid dari Lampung.
Mereka juga mengeklaim bahwa Miftah tidak lulus dari UIN Sunan Kalijaga. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa ia menyalahgunakan gelar gus untuk kepentingan pribadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua PBNU Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrur Rozi menepis informasi yang banyak berseliweran di media sosial itu. Ia menegaskan, Miftah merupakan keturunan Syaikh Hasan Besari atau Kiai Ageng Hasan Besari, ulama dari Ponorogo.
Gus Fahrur menyebut, Miftah layak menyandang gelar gus. "Dia keturunan ulama besar, Syaikh Hasan Besari Ponorogo," kata Gus Fahrur, sapaan akrabnya, dilansir dari detikJatim, Kamis (5/12/2024).
Tak hanya itu, Miftah juga mempunyai pondok pesantren bernama Ora Aji yang berada di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. "Dia juga mengelola pesantren di Yogyakarta, saya kenal dan pernah ke pesantrennya," jelas Gus Fahrur.
Sementara itu, soal olok-oloknya pada penjual es teh, PBNU menilai, Gus Miftah sedang bercanda namun kepleset lidah.
"Ya, saya kira dia hanya bermaksud bercanda untuk menghidupkan suasana tapi kepleset lidah," kata Gus Fahrur.
Gus Fahrur juga menyoroti potongan video yang beredar di media sosial. Hal ini yang kemudian membuat ucapan Gus Miftah semakin jadi salah arti.
"Dan dipotong konteksnya oleh YouTuber, sehingga disalahpahami masyarakat karena tidak utuh," terang pengasuh Ponpes An Nur 1 Bululawang, Malang itu.
Lantaran hal itu, pria yang juga Ketua Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI) itu meminta masyarakat agar tidak semakin terprovokasi. Ia lantas mengajak untuk mengambil hikmah dari insiden tersebut.
"Saya berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi, kita ambil hikmahnya saja bahwa penjual es tersebut ternyata malah mendapat banyak rezeki, simpati dan apresiasi masyarakat luas," cetus Gus Fahrur.
"Dia sudah bersikap kesatria dengan meminta maaf, sebaiknya disudahi polemik ini, harap dimaklumi dan setiap orang bisa saja berbuat khilaf," tandas Gus Fahrur.
Sebelumnya, viral potongan video Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang menghina penjual es saat ceramah di Magelang. Dia menyebut Suhnaji dengan kata goblok. Video ini menuai kontroversi di masyarakat, di mana banyak warganet yang mengecam aksi olok-olok tersebut.
Artikel ini telah tayang di detikJatim. Baca selengkapnya di sini!
(dpw/gsp)