Salah seorang warga, I Made Putu Lae, mengatakan kebakaran pertama kali diketahui setelah muncul kepulan asap dari pura tersebut. Warga yang tinggal di dekat pura, dia berujar, mendapati api berkobar dan membakar sejumlah palinggih di pura itu.
"Kejadian tersebut kemudian diteruskan ke Pemadam Kebakaran (Damkar) agar bisa segera ditangani," kata Putu Lae, Jumat (29/11/2024).
Menurut Lae, warga juga sempat berjibaku untuk memadamkan si jago merah dengan perlengkapan seadanya. Namun, api semakin membesar lantaran atap palinggih terbuat dari material yang mudah terbakar.
Semula, api hanya membakar palinggih di Pura Puseh Culik. Lantaran angin yang kencang, api dengan cepat menjalar hingga membakar beberapa palinggih lainnya di Pura Panti. Jarak kedua pura tersebut berdekatan.
"Api ikut membakar enam palinggih Pura Panti yang berada tepat di belakang Pura Peseh Culik," ujar Lae.
Lae menduga api pertama kali muncul dari dupa yang lupa dimatikan sehabis sembahyang. Ia memperkirakan total kerugian akibat kebakaran tersebut mencapai Rp 3 miliar.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kabupaten Karangasem mengerahkan sebanyak 15 personel dan empat armada ke lokasi kebakaran. Total air yang dihabiskan untuk memadamkan api mencapai 26 ribu liter.
(iws/iws)