13 Tahun Tak Diperbaiki, Atap Kantor Satpol PP Jembrana Bocor-Keramik Rusak

13 Tahun Tak Diperbaiki, Atap Kantor Satpol PP Jembrana Bocor-Keramik Rusak

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Minggu, 24 Nov 2024 18:13 WIB
Kondisi kerusakan gedung lantai dua kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Jembrana, Minggu (24/11/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Foto: Kondisi kerusakan gedung lantai dua kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Jembrana, Minggu (24/11/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Denpasar -

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Jembrana tidak pernah diperbaiki selama 13 tahun lamanya. Atap bocor saat musim hujan tiba hingga lantai keramik yang rusak.

Kondisi atap bocor saat hujan membuat para pegawai harus ekstra waspada menjaga dokumen penting agar tidak terkena tetesan air hujan.

Kepala Satpol PP Jembrana, I Made Leo Agus Jaya, mengatakan kebocoran terjadi di beberapa ruangan di lantai dua gedung. Meskipun atap sudah dilakukan perbaikan dengan mengganti material dari kap baja menjadi kap kayu, tapi masih ada beberapa titik yang bocor dan menyebabkan rembesan air hujan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beberapa peralatan elektronik kami rusak karena terkena air hujan. Sekarang, kami terpaksa menutup semua peralatan elektronik dengan plastik untuk mencegah kerusakan lebih lanjut," ungkap Leo, dikonfirmasi detikBali, Minggu (24/11/2024).

Selain masalah kebocoran, gedung Satpol PP Jembrana juga belum dilengkapi dengan plafon. Kondisi keramik lantai juga banyak yang rusak dan berlubang.

"Kami sudah mengajukan permohonan perbaikan ke pemerintah daerah, tapi karena keterbatasan anggaran, perbaikan belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. Gedung ini sudah sekitar 13 tahun belum mendapatkan perbaikan," kata Leo.

Lebih lanjut, Leo juga menjelaskan bahwa saat ini Satpol PP Jembrana mengalami kendala ketersediaan ruang kerja. Seiring dengan perubahan struktur organisasi, jumlah pegawai meningkat sehingga ruangan yang tersedia menjadi tidak mencukupi.

"Kami terpaksa memaksimalkan ruangan yang ada dengan membuat sekat-sekat dari triplek. Meskipun tidak ideal, tapi setidaknya kami bisa tetap menjalankan tugas dengan baik," ujarnya.




(nor/iwq)

Hide Ads