Koperasi Jasa Angkutan Taxi (Koptax) Ngurah Rai Bali menegaskan tidak pernah terlibat dalam aksi keributan yang terjadi di terminal kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada pada Minggu (27/10/2024) malam. Pernyataan ini sebagai klarifikasi atas pemberitaan detikBali yang berjudul "Viral Sopir Taksi Ribut dengan Petugas Keamanan di Bandara Ngurah Rai" pada Senin (28/10/2024).
Pihak Koptax Ngurah Rai Bali menilai penggunaan diksi 'taksi' seakan merujuk pada pengemudi taksi di bawah naungan Koptax Ngurah Rai Bali. Sehingga manajemen merasa telah timbul persepsi berbeda di masyarakat.
"Sehingga kami luruskan bahwa para sopir taksi Ngurah Rai Bali tidak terlibat sama sekali dalam aksi keributan di bandara seperti pada video viral tersebut," jelas Wakil Ketua Koperasi Jasa Angkutan Taxi Ngurah Rai Bali I Gusti Agung Ketut Darmawan, dalam keterangannya, Jumat (1/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung Ketut Darmawan menjelaskan keributan terjadi saat petugas keamanan bandara melakukan penertiban terhadap diduga para sopir transportasi konvensional bandara yang merangsek masuk ke dalam. Bukan sopir taksi.
"Sehingga kami keberatan atas penggunaan kata sopir taksi itu karena memang kami tidak terlibat," tegas Darmawan yang juga Branch Manager Taksi Ngurah Rai Airport ini.
Sementara itu, dalam penjelasan manajemen, bahwa ada yang disebut Angkutan Sewa Khusus atau (ASK). Jasa transportasi ini biasanya beroperasi di dalam provinsi.
Kemudian Angkutan Sewa Umum atau ASU, yakni transportasi lintas provinsi, serta angkutan taksi yang beroperasi diatur berdasarkan trayek ketentuan Dishub, beserta tarifnya yang sesuai ketentuan pemerintah.
Manajemen Koptax Ngurah Rai Bali menjabarkan secara umum hanya 3.300 unit taksi beroperasi di Bali. Sehingga tidak tepat jika semua jasa transport disebut taksi.
Peristiwa tersebut pun sudah diterangkan oleh manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai dalam artikel yang sama. General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menegaskan peristiwa pada video beredar itu bermula dari kondisi area penjemputan di terminal kedatangan internasional bandara yang cukup padat, pada Minggu (27/10) pukul 21.45 Wita.
Karena itu petugas keamanan bandara berupaya mengarahkan para penjemput untuk tidak terlalu maju ke jalur yang dilewati penumpang yang baru saja tiba.
"Namun, mengingat situasi cukup padat serta terindikasi adanya (pelaku) transportasi darat, selain mitra usaha kami di sana, maka terjadi peristiwa itu. Yang kami lakukan di lapangan adalah melakukan mediasi," jelas Syaugi dalam keterangannya, Senin (28/10/2024) lalu.
Menurut dia, mediasi dilakukan agar masalah dapat cepat teratasi. Pihaknya tidak ingin keributan itu berdampak lebih lama sehingga mengganggu kenyamanan penumpang. Otoritas bandara juga menginvestigasi dengan mengambil langkah-langkah perbaikan agar hal serupa tidak terulang.
(nor/dpw)