Polemik pesta kembang api oleh Finns Beach Club di tengah umat Hindu yang sedang menggelar upacara agama di Pantai Berawa, Kuta Utara, Badung, Bali, ternyata bermula dari miskomunikasi. Hal itu berawal saat staf Finns belum menyampaikan ke manajemen bahwa ada permintaan warga yang menggelar upacara di pantai.
Keterangan tersebut terungkap saat Polsek Kuta Utara memanggil semua pihak untuk mengklarifikasi. Manajemen Finns Beach, perwakilan pengurus Desa Adat Berawa, Banjar Tegal Gundul Canggu, dan pemilik video duduk bareng.
"Kami rasa untuk ke depan pola komunikasi semua pihak diperbaiki, ditingkatkan agar kejadian seperti ini tidak terjadi. Tapi dari pertemuan kemarin semua pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah itu," kata Kapolsek Kuta Utara AKP Yusuf Dwi Atmodjo, Kamis (17/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusuf Dwi mengatakan pemilik video yang mengunggah itu di media sosial juga tidak menyangka akan menjadi ramai diperbincangkan dan ditanggapi berbeda-beda oleh masyarakat. Padahal niat awal pemilik video, ujar Yusuf, ingin menunjukkan bahwa upacara agama bisa berjalan beriringan di tengah hingar-bingar pariwisata.
"Kemarin disampaikan ke kami. Pemilik video pun tidak menyangka akan jadi begitu. Dia awalnya tidak bilang bahwa itu intoleransi. Masyarakat yang gelar upacara di sana juga mengaku tidak masalah saat itu," sebut Yusuf.
Pihak manajemen Finns, Yusuf berujar, juga mengaku tidak menerima laporan stafnya. Ternyata ada laporan masyarakat yang akan gelar upacara sehingga belum menunda pelaksanaan kembang api untuk digeser jamnya.
"Semua sepakat bahwa ini bisa selesai, bisa musyawarah. Bahkan dari desa adat sudah menyampaikan atau meminta kalau ada upacara itu, tolong pihak beach club bisa menyesuaikan. Manajemen mereka juga menyampaikan bahwa mereka tidak kaku untuk bisa memprioritaskan kegiatan adat setempat," tutur Yusuf.
Kapolsek menekankan agar miskomunikasi antar pihak tidak berlarut dan memastikan situasi sudah kondusif. Kejadian tersebut, menurut Yusuf menjadi pembelajaran semua pihak agar ke depan pelaku pariwisata menguatkan komunikasi dengan masyarakat setempat.
"Apalagi kita akan menghadapi Pilkada di Bali, pariwisata tetap berjalan, harus aman. Iklim investasi harus tetap berjalan. Harus ini agar tidak ada lagi kesan intoleransi, hanya miskomunikasi dan ini kami akan benahi melalui aparat bhabinkamtibmas, Linmas, desa adat, semua," tukasnya.
Sebelumnya, pesta kembang api di Pantai Berawa, Kuta Utara, Bali, menuai kontroversi. Finns Beach Club menyalakan kembang api saat umat Hindu tengah melakukan upacara keagamaan di pantai itu.
Video detik-detik pesta kembang api di Pantai Berawa viral di media sosial. Berdasarkan video yang beredar, kembang api meledak berkali-kali saat Ida Sulinggih sedang khusyuk melakukan puja di bale pamiosan. Umat yang hadir dalam upacara itu tak dapat berkutik sembari menatap cahaya kembang api yang meledak di depan mereka.
Meski begitu, Ida Sulinggih tetap merapal doa dan melanjutkan puja. Suara gentanya tenggelam akibat deru letusan kembang api. Suasana yang seharusnya hening justru menjadi ingar bingar. Terdengar pula electronic dance music (EDM) yang berdentum-dentum dari kejauhan.
(nor/dpw)