Ni Kadek Sriari memilih pulang ke Bali setelah 1,5 tahun bekerja sebagai terapis spa di Lebanon. Salah seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) itu tak sanggup lagi bertahan di tengah konflik yang terjadi antara kelompok Hizbullah dengan Israel.
Dek Sri, sapaan Sriari, sebenarnya cukup betah berada di negara Timur Tengah itu. Selama bekerja di Lebanon, perempuan berusia 21 tahun itu berhasil mengumpulkan sejumlah uang. Dia cukup puas dengan upah sebagai terapis spa yang sesuai dengan kontak.
Hasil jerih payahnya itu dikirim kepada ibunya, Ni Wayan Ariani. Sebagian uang dipergunakan untuk memperbaiki rumahnya di Banjar Belusung Kaja, Desa Pejeng Kaja, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar. Sebagian digunakan untuk membayar utang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, penghasilan yang cukup besar di negeri orang tidak sebanding dengan rasa takut dan trauma yang dialami Dek Sri saat ini.
"Saya lebih memilih hidup sederhana di Bali dari pada harus terus-menerus hidup dalam ketakutan," ujar Dek Sri saat dikunjungi Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Ketut Surya Adnyani, di rumahnya, Rabu (9/10/2024).
Sejatinya, Dek Sri melanjutkan, suasana tempat kerjanya biasa-biasa saja, meskipun berada di tengah negara-negara konflik Timur Tengah. Sebelum digempur Israel, Kota Beirut dan kota-kota lain di Lebanon cukup aman.
Namun, selama beberapa pekan terakhir suara dentuman bom yang terus bergema di pusat Kota Beirut, Dek Sri terpaksa pulang ke Tanah Air.
Sriari sudah 1,5 tahun menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di negara yang tengah digempur Israel itu. Dia mengaku trauma mendalam setelah mengalami langsung situasi mencekam akibat konflik yang terjadi.
"Saya merasa jantung saya mau copot setiap kali mendengar suara ledakan bom," ungkap Dek Sri.
Sebenarnya, tempat kerja Dek Sri cukup jauh dari pusat konflik. Namun, dia mengaku pernah melihat langsung aksi baku tembak di antara kelompok bersenjata. Pemandangan itu begitu membekas di benak Dek Sri. Ketakutan yang semakin menjadi membuatnya yakin untuk segera kembali ke Indonesia.
Dia pun menyampaikan keinginan pulang kepada bosnya. Namun, permintaan itu sempat ditolak. Namun, dengan tekad yang kuat, Dek Sri bersama dua rekan kerjanya melapor ke KBRI Lebanon. Berkat bantuan KBRI, mereka akhirnya berhasil dievakuasi dan kembali ke Tanah Air.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Ketut Surya Adnyani mengatakan kunjungan ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah kepada PMI yang telah ikut menyumbang devisa untuk negara.
"Saya mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan semua pihak terkait keberhasilan evakuasi pemulangan PMI asal Gianyar, dari informasi yang kami dapat dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali dan koordinasi yang dilakukan dengan Kementerian Luar Negeri. Salah satunya juga ada warga dari Gianyar," urai Surya Adnyani.
(hsa/nor)