Sebanyak 40 kelompok mahasiswa dari 28 kampus di Indonesia mendapatkan dana masing-masing sebesar Rp 20 juta untuk meneliti sawit. Pendanaan itu mereka dapatkan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
"Jadi kami ada mendanai 40 kelompok peneliti tahun ini, dalam satu kelompok yang terdiri dari lima orang peneliti," kata Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar, di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (4/10/2024).
Menurut Arfie, keterlibatan mahasiswa juga diperlukan untuk keberlanjutan industri sawit secara nasional. Salah satunya melalui riset pengembangan teknologi pemanfaatan sawit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BPDPKS menggelar lomba riset sawit dalam Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) di Nusa Dua. Arfie menegaskan lomba riset sawit digelar untuk meningkatkan minat dan kompetensi mahasiswa serta menyiapkan generasi peneliti di masa mendatang.
Hasil riset para peserta akan dijadikan dasar bagi para peneliti di lembaga penelitian untuk mengkaji lebih jauh pengembangan industri sawit di Tanah Air. Pengembangan industri sawit yang dimaksud, yakni peningkatan produktivitas, efisiensi, aspek keberlanjutan hingga mendorong penciptaan produk pasar baru.
"Dari para jawara peneliti ini akan tetap dilibatkan ke depan. Dari sana mungkin dengan adanya riset, semacam kajian awal dari mahasiswa ini, tentu berpotensi untuk ditingkatkan atau dikaji lebih jauh," jelas Arfie.
Menurut Arfie, tim telah memonitoring dan mengevaluasi kemajuan penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan para peneliti mahasiswa. Para peserta lebih difokuskan pada pemecahan masalah secara faktual.
"Misalnya bagaimana mengatasi penyakit yang mendera sawit sampai pemanfaatan hasil panen sawit untuk diaplikasikan ke dunia industri. Praktik pembuatan naskah penelitian yang baik juga ditekankan hingga bagaimana menyajikan hasil penelitiannya," jelas Arfie.
(iws/iws)