Sebanyak 21 hotel mendapatkan sertifikat kesiapsiagaan bencana dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Rinciannya, sebanyak 14 hotel yang melakukan resertifikasi dan tujuh sisanya mendapat sertifikat baru.
"Ada 21 GM (general manager) yang hadir hari ini, tujuh penerima sertifikat baru, artinya baru tahun ini berproses, dan 14 hotel lama yang masa sertifikasinya sudah lewat," ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali I Made Rentin di Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Jumat (27/9/2024).
"Dari sekian hotel yang telah mendapatkan dan diserahkan sertifikat, beberapa hotel diberikan catatan. Misalnya, rambu evakuasi belum memenuhi standar, sekuriti belum ideal, akan melengkapi 1,5- 2 tahun ke depan," imbuh Rentin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rentin mengatakan hingga kini sebanyak 106 dari 498 hotel berbintang telah disertifikasi. Ia tak mengelak bila memprioritaskan hotel berbintang untuk disertifikasi. Sebab, hotel berbintang kerap dijadikan venue event berskala besar. "Kami punya target Mei 2026 tidak kurang dari 50 persen hotel di Bali sudah memiliki sertifikasi," jelasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menuturkan sertifikasi ini dalam rangka membangun kesiapsiagaan hotel, baik secara fisik maupun pengetahuan, saat menghadapi bencana. Bencana tersebut mulai dari gempa hingga tsunami.
Sertifikasi ini disebut menjadi hal yang penting. Sebab, Bali khususnya wilayah selatan, berada pada jalur gempa megathrust. "Di peta terlihat jelas bagaimana jalur megathrust itu," ujar Dewa Indra.
Selain berada pada jalur gempa megathrust, lanjut Dewa Indra, hotel di Bali dominan berada di dekat pantai. Hal ini, disebut rentan terdampak tsunami.
"Sertifikasi ini, di samping menyatakan kesiapsiagaan, sebenarnya juga promosi terhadap pasar wisata," ungkap mantan Kalaksa BPBD Bali itu.
(iws/iws)