Ubud Diproyeksikan Sebagai Kawasan Rendah Emisi Karbon

Ubud Diproyeksikan Sebagai Kawasan Rendah Emisi Karbon

Putu Krista - detikBali
Selasa, 17 Sep 2024 21:45 WIB
Deklarasi Menuju Kawasan Rendah Emisi Ubud yang dilakukan oleh World Resources Institute (WRI Indonesia), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar, Selasa (17/9/2024). (Foto: Putu Krista/detikBali)
Deklarasi Menuju Kawasan Rendah Emisi Ubud yang dilakukan oleh World Resources Institute (WRI Indonesia), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar, Selasa (17/9/2024). (Foto: Putu Krista/detikBali)
Gianyar -

Kawasan Ubud di Gianyar, Bali, diproyeksikan sebagai kawasan rendah emisi karbon. Hal itu ditandai dengan digelarnya Deklarasi Menuju Kawasan Rendah Emisi Ubud yang dilakukan oleh World Resources Institute (WRI Indonesia), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar, Selasa (17/9/2024).

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Tenaga Kerja Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan mengatakan deklarasi ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam upaya mengurangi emisi karbon Deklarasi tersebut juga dirangkai dengan peluncuran kendaraan listrik dan stasiun pengisian daya baterai yang dipusatkan di Peliatan, Ubud.

"Peluncuran instalasi solar panel yang terhubung dengan EV charging station di Pasar Peliatan, Ubud, adalah upaya pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan seperti Koalisi Bali Energi Nol Bersih untuk menjawab kebutuhan atas lebih banyak charging station yang menggunakan sumber energi terbarukan," kata Setiawan di Ubud, Selasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Setiawan, Pemkab Gianyar telah melakukan beberapa upaya untuk menjadikan Ubud sebagai kawasan rendah emisi. Mulai dari pengurangan emisi, promosi energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, hingga pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

"Kami berharap langkah yang diambil oleh Desa Peliatan Ubud dan dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar untuk menjadikan Ubud sebagai kawasan rendah emisi dapat menjadi contoh baik bagi daerah-daerah lain di Bali," imbuh Setiawan.

ADVERTISEMENT

Perbekel Desa Peliatan I Made Dwi Sutaryantha mengatakan lokasi instalasi solar panel yang terhubung dengan EV charging station ada di Pasar Peliatan. Stasiun pengisian daya baterai itu akan dikelola oleh badan usaha milik desa (Bumdes) setempat. Nantinya, pendapatan yang dihasilkan akan digunakan untuk perawatan fasilitas.

"Ini tempatnya strategis ada di area kuliner, pengguna motor listrik parkir terus ganti baterai di sini," ujar Sutaryantha.

Sementara itu, Director WRI Indonesia Nirarta Samadhi telah menyiapkan skema kerja sama bisnis terkait stasiun pengisian daya baterai di Peliatan, Ubud. Adapun, Bumdes setempat menyewakan lapak kepada penyedia baterai tukar dengan kontrak eksklusif 1-5 tahun.

"Untuk memastikan keberlanjutan, dan agar teknologi yang telah terpasang di Desa Peliatan dapat terawat dengan baik dan menghasilkan pendapatan bagi desa, WRI Indonesia bersama Electric Wheel-BTI Energy telah merumuskan bisnis model bagi Bumdes Peliatan sebagai penerima manfaat," ujar Samadhi.

Samadhi membeberkan biaya pengadaan diperkirakan antara Rp 150 juta-Rp 200 juta, dengan estimasi omzet tahunan mencapai Rp 25-30 juta. Oleh karena itu, periode pengembalian investasi (payback period) diproyeksikan berkisar 5-8 tahun, tergantung pada nilai tarif sewa yang ditetapkan, kondisi pasar, dan lokasi strategis.




(iws/iws)

Hide Ads