Pekerja Hiburan Malam Jadi Penyumbang Utama Kasus HIV/AIDS di Jembrana

Pekerja Hiburan Malam Jadi Penyumbang Utama Kasus HIV/AIDS di Jembrana

I Wayan Sui Suadnyana, I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Rabu, 04 Sep 2024 02:30 WIB
Ilustrasi HIV/AIDS
Foto: Ilustrasi HIV/AIDS. (Edi Wahyono/detikcom)
Jembrana -

Kasus HIV/AIDS di Jembrana, Bali, terus mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan. Sebanyak 53 kasus baru ditemukan dalam delapan bulan terakhir. Data Dinas Kesehatan Jembrana menunjukkan penularan paling dominan terjadi melalui hubungan seks berisiko, terutama di kalangan pekerja tempat hiburan malam.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Jembrana, I Gede Ambara Putra, mengungkapkan temuan kasus baru ini didapat dari hasil pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan dan juga pemeriksaan langsung di lokasi yang dianggap berisiko tinggi.

"Hampir setiap bulan ada saja kasus baru yang ditemukan. Selain dari pemeriksaan rutin menyasar tempat-tempat rawan," ungkap Ambara saat dikonfirmasi detikBali, Selasa (3/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data yang ada, tempat hiburan malam seperti karaoke menjadi salah satu lokasi yang paling rentan terhadap penularan HIV/AIDS. Praktik gonta-ganti pasangan dan hubungan seks tanpa pengaman menjadi faktor utama penyebaran virus.

"Secara epidemiologi, satu orang yang positif HIV dapat menularkan virus ini ke-20 sampai 30 orang lainnya melalui hubungan seksual berisiko," jelas Ambara.

ADVERTISEMENT

Menanggapi situasi ini, Dinas Kesehatan Jembrana akan meningkatkan upaya pencegahan dengan cara melakukan pemeriksaan rutin di tempat-tempat yang berisiko tinggi serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS dan pentingnya perilaku seks yang aman.

"Kami akan terus berupaya untuk memutus mata rantai penularan HIV/AIDS. Selain melakukan pemeriksaan, kami juga akan melakukan sosialisasi ke masyarakat, terutama di kalangan kelompok berisiko tinggi," tegas Ambara.

Remaja 16 Tahun Hamil-Tertular

Salah satu kasus yang cukup mengejutkan adalah ditemukannya seorang remaja perempuan berusia 16 tahun yang bekerja di sebuah tempat hiburan malam di salah satu kecamatan di Jembrana dinyatakan positif HIV/AIDS.

"Kasus ini terungkap setelah perempuan tersebut mengalami keguguran dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Hasil tes menunjukkan bahwa wanita ini positif (HIV)," kata Ambara.

Ironisnya, pria yang menghamili remaja tersebut tidak bertanggung jawab dan sulit dilacak. Hal ini tentu saja meningkatkan risiko penularan lebih lanjut karena sulit untuk mengetahui dengan siapa saja pria tersebut telah melakukan hubungan seksual.

"Kami khawatir virus ini sudah menyebar ke orang lain. Ini seperti fenomena gunung es, yang terlihat hanya sebagian kecil," tambah Ambara.




(iws/iws)

Hide Ads