Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung mulai memanfaatkan mesin panen padi otomatis tahun ini. Untuk tahap awal, ada 10 alat yang diberikan kepada 10 subak atau kelompok pertanian di Kabupaten Badung.
"Ini mesin combine harvester. Alat ini bisa menyelesaikan panen dalam waktu lebih cepat. Dari sisi biaya juga bisa menekan, menghemat biaya produksi petani," kata Kepala Dinas Pertanian Badung I Wayan Wijana dikonfirmasi, Selasa (3/9/2024).
Wijana menjelaskan uji coba alat ini sudah dilakukan pada Senin (2/9/2024) di Munduk Uma Naya Subak Latu, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal. Selain itu, Dinas Pertanian Badung juga menyerahkan 14 unit power thresher kepada 14 kelompok tani dan sekaa manyi (kelompok buruh panen).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dinas Pertanian Badung optimistis hasil produksi petani di wilayah Gumi Keris, bisa lebih baik dan meningkat. Sebab, kata Wijana, mesin panen padi ini mampu mengerjakan semua tahapan dalam satu alat.
Mulai dari mengait padi, memotong, membawa hasil potongan, merontok dan membersihkan gabah. "Semuanya dilakukan secara terpadu dalam satu kali proses," sambung dia.
Pejabat asal Sading, Kecamatan Mengwi, itu menuturkan para petani di 10 subak sudah ikut demonstrasi pemakaian alat tersebut. Kata dia, Pemkab Badung ingin sistem pertanian bisa memanfaatkan teknologi untuk menaikkan jumlah produksi.
Hal ini juga mengantisipasi keterbatasan tenaga akibat menurunnya minat masyarakat jadi buruh panen. Wijana tak menampik salah satu tantangan sektor pertanian di Badung saat ini adalah sulitnya mendapatkan buruh panen padi.
"Kami akui bahwa buruh panen padi banyak berasal dari luar daerah Kabupaten Badung. Mengantisipasi hal tersebut kami mulai memperkenalkan mesin ini (combine harvester) kepada petani di Badung," tegasnya.
(nor/nor)