Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Bali pada semester pertama 2024 mencapai Rp 3,1 triliun. Dari jumlah tersebut, 79 persen merupakan pendapatan dari Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB-BBNKB).
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bali I Made Santha mengungkapkan PAD pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (ABPD) Bali sepanjang 2024 ditargetkan mencapai Rp 4,6 triliun. Dia optimistis realisasi PAD Bali bisa melebihi target hingga akhir tahun nanti.
"Rp 3,1 triliun kalau dikalikan dua ya sampai Rp 6 triliun," ujar Santha di kantor Bapenda Bali, Denpasar, Selasa (13/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Santha menjelaskan PAD terdiri dari empat unsur, yakni pajak daerah, retribusi daerah, kekayaan daerah, dan pendapatan lain-lain yang sah. Dibandingkan tahun lalu, dia berujar, capaian PAD Bali pada semester pertama tahun ini lebih tinggi dibandingkan realisasi periode yang sama pada tahun lalu.
"Tahun ini lebih sehat dibandingkan tahun 2023. Perbandingannya sehatnya hampir Rp 200 miliar," kata Santha.
Menurut Santha, salah satu faktor meningkatnya PAD Bali terkait pungutan untuk wisatawan asing yang mulai diterapkan tahun ini. "Dan juga pertumbuhan kendaraan baru," sambungnya.
Santha berharap masyarakat memanfaatkan program relaksasi pajak mulai 14 Agustus hingga 30 September mendatang. Melalui program tersebut, masyarakat dapat membayar pajak tanpa bunga dan denda. Ia memprediksi program tersebut dapat mendongkrak pendapatan Bali hingga 20 persen.
Terkait kendaraan yang menunggak pajak, ia menyebutkan kebanyakan berada di luar Bali. Ada juga kendaraan yang kemungkinan hilang atau rusak berat dan menjadi barang bukti di kepolisian.
Selanjutnya, pendapatan lainnya seperti pungutan wisatawan asing per Juli 2024 telah terealisasi mencapai Rp 181 miliar. Adapun, target retribusi turis asing itu mencapai Rp 250 miliar hingga akhir 2024.
Sumber pendapatan lainnya, Santha melanjutkan, berasal dari retribusi snorkeling di Nusa Penida. Ia mengungkapkan pendapatan dari aktivitas wisata bahari itu sudah mencapai Rp 2 miliar.
"Mudah-mudahan (naik) ya ini kan mau high season," pungkasnya.
(iws/iws)