Bendera merah putih masih terus berkibar dengan gagah sebagai simbol kemerdekaan Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa terdapat tokoh penting yang berjasa menjahit bendera Indonesia untuk pertama kalinya?
Fatmawati adalah pahlawan nasional yang berjasa besar dalam sejarah Indonesia. Beliau dikenal sebagai tokoh yang menjahit Sang Saka Merah Putih yang pertama kali dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Lantas, bagaimana sejarah tokoh penjahit bendera Indonesia pertama tersebut?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Fatmawati Saat Menjahit Bendera Indonesia
Pada 12 September 1994, Soekarno menyelenggarakan sidang tidak resmi yang membahas pengaturan pemakaian bendera dan lagu kebangsaan yang sama di seluruh Indonesia. Hasil dari pembahasan sidang tersebut adalah pembentukan panitia bendera kebangsaan merah putih dan panitia lagu kebangsaan Indonesia raya.
Setelah itu, para panitia sepakat bahwa bendera Indonesia akan berwarna merah dan putih. Mereka sepakat bahwa merah menyimbolkan keberanian dan putih berarti suci. Hingga saat ini, kedua warna tersebut masih menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Setelah menyepakati warna bendera, Shimizu selaku kepala barisan propaganda Jepang (Sendenbu) kemudian memerintahkan Chaerul Basri untuk mengambil kain dari gudang di Jalan Pintu Air atas permintaan Soekarno.
Tak lama setelah itu, Fatmawati segera memulai proses menjahit bendera merah putih menggunakan alat jahit tangan di ruang makan. Bendera tersebut terbuat dari bahan katun Jepang yang berukuran 276 x 200 cm.
Dalam Buku berjudul Berkibarlah Benderaku (2003) karya Bondan Winarno, diketahui Fatmawati sambil meneteskan air mata ketika menjahit Sang Saka Merah Putih. Sebab, saat itu Fatmawati tengah menanti kelahiran Guntur Soekarnoputra yang memang sebentar lagi akan dilahirkan.
Dengan semangat dan ketekunannya, Fatmawati menyelesaikan pembuatan Sang Saka Merah Putih hanya dalam waktu dua hari. Pada 17 Agustus 1945, bendera tersebut dikibarkan untuk pertama kalinya pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Pada 1946-1968, Sang Saka Merah Putih hanya dikibarkan pada saat 17 Agustus saja. Namun, pada tahun 1969, bendera tersebut tidak berkibar lagi karena sobek dan disimpan di Istana Merdeka.
Hingga saat ini, duplikat bendera merah putih yang terbuat dari sutra terus dikibarkan tiap 17 Agustus.
(nor/nor)