Kala Cak Imin Bandingkan Soeharto dan Jokowi, Singgung Anak Jadi Wapres

Kala Cak Imin Bandingkan Soeharto dan Jokowi, Singgung Anak Jadi Wapres

Anggi Muliawati - detikBali
Rabu, 24 Jul 2024 07:08 WIB
Ketum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024).
Ketum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. (Foto: Anggi Muliawati/detikcom)
Bali -

Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyebut ada perubahan dramatis dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ia pun membandingkan kondisi politik era Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu diungkapkan Cak Imin dalam sambutannya saat Mukernas PKB, di JCC, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024). Awalnya, Cak Imin berbicara terkait lengsernya Soeharto saat mengangkat anaknya, Siti Hardijanti Hastuti Rukmana atau Tutut, sebagai Menteri Sosial (Mensos).

"Di dalam negeri kita mengalami satu perubahan yang dramatis. Dulu kita tidak pernah membayangkan Pak Harto yang sekuat itu saja baru ngangkat Bu Tutut jadi Mensos sudah jatuh," kata Cak Imin seperti dikutip dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cak Imin lantas membandingkan kejadian tersebut dengan dinamika politik saat ini. Wakil Ketua DPR itu menilai peristiwa yang terjadi pada era Soeharto berbanding terbalik dengan era Jokowi. Ia pun menyinggung anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjadi wakil presiden (wapres) terpilih.

"Hari ini Pak Jokowi bisa menjadikan anaknya presiden dan aman-aman saja," ujar Cak Imin. Perkataan Cak Imin itu langsung dikoreksi oleh peserta Mukernas yang hadir.

ADVERTISEMENT

"Apa jadi apa? Wakil Presiden, tadi aku ngomong apa? Wakil Presiden aman-aman saja," sambungnya.

Meski begitu, Cak Imin mengaku tetap bersyukur dengan situasi yang ada di Indonesia saat ini. Ia menyebut potensi perpecahan harus diantisipasi. Menurutnya, PKB perlu berperan menjadi penguat ideologi kebangsaan.

"Kita tidak pernah juga membayangkan bagaimana konstelasi politik nasional kita, fondasi-fondasi kekuatan tetap bisa kita jaga. Ini karena kekuatan masyarakat, seluruh kekuatan politik bangsa ini terus bersatu adil komitmen kebangsaan yang kokoh dan kuat," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!




(iws/iws)

Hide Ads