.webp)
Angka kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Gianyar, Bali, tinggi. Namun, hingga Juni 2024, baru 22 kasus yang tercatat di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Gianyar.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris DP3AP2KB, I Wayan Darmadi, menjelaskan KDRT adalah fenomena gunung es. Data jumlah kasus yang berhasil diungkap hanya sebagian kecil dari kenyataan yang sebenarnya.
"Faktornya klasik, seperti anggapan bahwa kekerasan yang dialami perempuan adalah kesalahan perempuan itu sendiri dan anggapan bahwa kekerasan adalah aib yang harus ditutupi dari dunia luar," ungkap Darmadi saat sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan di pendopo DP3AP2KB Gianyar, Selasa (16/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmadi mengungkapkan para korban kekerasan takut melaporkan kekerasan yang dialami karena adanya ancaman. Walhasil, banyak kasus KDRT yang tidak terungkap.
"Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Gianyar yang sudah ditangani oleh Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada tahun 2023 sebanyak 49 kasus, dengan 19 kasus KDRT. Di tahun 2024 sampai bulan Juni, sebanyak 22 kasus berhasil diungkap," jelasnya.
Darmadi berharap para pemerhati perempuan dan anak, termasuk prajuru adat di tingkat terbawah yang langsung berhadapan dengan masyarakat, bisa melek dan mau ikut andil dalam masalah ini. "Jangan sampai prajuru adat tutup mata jika ada kasus seperti ini, karena akan berimplikasi terhadap hukum," pintanya.
(iws/hsa)
