Siswa-siswi SLB 2 Denpasar Bermain Angklung dan Seni Pantomim Saat MPLS

Siswa-siswi SLB 2 Denpasar Bermain Angklung dan Seni Pantomim Saat MPLS

Rizki Setyo Samudro - detikBali
Selasa, 16 Jul 2024 12:20 WIB
penampilan dari siswa-siswi SLB 2 Denpasar ketika memainkan alat musik angklung dan pantomim saat MPLS, Selasa (16/7/2024). (Rizki Setyo Samudro/detikBali)
Foto: penampilan dari siswa-siswi SLB 2 Denpasar ketika memainkan alat musik angklung dan pantomim saat MPLS, Selasa (16/7/2024). (Rizki Setyo Samudro/detikBali)
Denpasar -

Siswa-siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) 2 Denpasar memainkan alat musik angklung saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Siswa (MPLS) di depan siswa baru dari setiap tingkatan SD, SMP hingga SMA.

Ada sekitar 20 siswa SMA yang bermain angklung. Mereka merupakan siswa penyandang tuli.

"Di sekolah kami memang ada keterampilan itu di SMP dan SMA. Kami kembangkan keterampilan, salah satunya angklung," ujar Kepala SLB 2 Denpasar Ni Wayan Rapriyanti saat ditemui di SLB 2 Denpasar, Selasa (16/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikBali, para siswa menikmati instrumen angklung yang dibawakan oleh para kakak kelasnya itu. Mereka tepuk tangan ketika alunan angklung sudah berakhir tanda mengapresiasi penampilan seniornya.

Kemudian, dilanjutkan oleh penampilan pantomim dari Albert Christian Dwiyanto. Albert mengenakan kostum pantomim dengan wajahnya dicat warna putih. Gerakan tangan dan tubuhnya yang meliuk-liuk membuat para penonton terkesima dengan penampilan siswa berumur 19 tahun itu.

ADVERTISEMENT

Benar saja, Albert merupakan siswa berprestasi. Ia merupakan juara dua lomba pantomim di tingkat nasional.

"Albert juara dua pantomim nasional," ucap Rapriyanti.

penampilan dari siswa-siswi SLB 2 Denpasar ketika memainkan alat musik angklung dan pantomim saat MPLS, Selasa (16/7/2024). (Rizki Setyo Samudro/detikBali)penampilan dari siswa-siswi SLB 2 Denpasar ketika memainkan alat musik angklung dan pantomim saat MPLS, Selasa (16/7/2024). (Rizki Setyo Samudro/detikBali)

SLB 2 Denpasar juga mengembangkan potensi siswa-siswinya di bidang lain, seperti tata boga, tata busana, salon, membatik, kriya kayu, dan tari. "Jadi mereka benar-benar dibina oleh guru kami," sambungnya.

Rapriyanti mengatakan tahun ini ada 84 siswa baru dari seluruh tingkatan. Ia mengaku bahwa tahun ini banyak siswa yang penyandang tuna grahita.

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu SD hanya dua rombongan belajar (rombel), sedangkan tahun ini lebih dari lima rombel. Ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh Rapriyanti dan guru lainnya.

"Untuk tuna grahita karena IQ-nya di bawah, jadi (perlu) kesabaran aja sih. (Misal) sekarang kami ajarkan, nggak (ingat) sampai besok, nanti satu jam aja mereka sudah nggak ingat, mengulang lagi," jelasnya.




(nor/nor)

Hide Ads