SMAN Bali Mandara, Buleleng, kembali menerapkan pola berasrama. Sekolah yang memprioritaskan warga miskin ini juga melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Total, ada 150 siswa baru yang mengikuti MPLS.
Ketua Panitia MPLS SMA Bali Mandara Luh Emi Kertiasih mengatakan kegiatan pengenalan lingkungan di SMA Bali Mandara dilaksanakan melalui dua tahap.
Di antaranya masa pengenalan lingkungan asrama (MPLA) dan MPLS. MPLA telah dilaksanakan pada 10 sampai 12 Juli 2024. Kemudian untuk MPLS dilaksanakan pada 15 sampai 18 Juli 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ada dua, ada MPLA dan MPLS. Ada 150 orang siswa yang mengikuti yang terbagi menjadi 97 orang perempuan dan 53 laki-laki," kata Emi, Senin (15/7/2024).
Setelah MPLS, siswa akan mengikuti kegiatan the calling dan bon fire (api unggun). Dalam kegiatan tersebut para siswa akan berkumpul ditemani orang tua asuh. Mereka kemudian diberikan secarik kertas untuk menuliskan cita-cita. Kertas tersebut lalu dimasukkan ke dalam botol kaca dan dikumpulkan ke dalam satu kotak besar yang bernama the calling chest.
Dalam mencapai mimpi pasti masih ada kecemasan. Maka untuk menghilangkan kecemasan itu, pihak sekolah mengadakan kegiatan bon fire. Setiap permasalahan yang mungkin mereka hadapi ke depan ditulis di selembar triplek. Triplek tersebut lalu dipatahkan sebagai simbol bahwa mereka bisa menghadapi hambatan yang ada.
Kegiatan-kegiatan tersebut diadakan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa sehingga bisa bermimpi setinggi-tingginya dan menggapai mimpinya itu.
Sementara itu, Ketua Panitia PPBD SMA Bali Mandara Kadek Aryana Putra mengatakan tahun ini SMA Bali Mandara menerima sebanyak 150 siswa dari 190 orang pendaftar.
Karena pola di SMA Bali Mandara telah dikembalikan menjadi pola asrama, pihaknya pun melakukan sosialisasi besar-besaran untuk menarik minat masyarakat bersekolah di SMA Bali Mandara. Pertama dengan meminta siswa kelas 12 di SMA Bali Mandara untuk menyosialisasikan PPDB ke sekolah asal mereka saat masa liburan.
Tidak hanya itu dilakukan pula sosialisasi secara daring dengan mengundang kepala sekolah dan guru BK atau MKKS SMP se-Bali. Mereka kemudian diminta untuk mensosialisasikan PPDB SMA Bali Mandara di sekolah masing-masing.
"Tahun-tahun sebelumnya kami tidak perlu sosialisasi besar-besaran siswanya banyak yang datang. Kalau sekarang kami perlu meyakinkan masyarakat seperti apa kondisi sekolah, seperti apa ke depannya," tandas Aryana.
(hsa/hsa)