Keterbatasan infrastruktur di wilayah Indonesia memengaruhi keleluasaan masyarakat masuk ke perguruan tinggi (PT). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyebut hanya sekitar 40 persen siswa tingkat akhir yang berkesempatan menempuh PT akibat ketimpangan infrastruktur.
"Saat ini sekitar 40 persen siswa SMA berkesempatan melanjutkan di perguruan tinggi karena keterbatasan infrastruktur, dan juga keterbatasan lokus (lokasi PT) kita," kata Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Ristek Abdul Haris usai hadir di Konferensi Internasional THE Digital Universities Asia 2024, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (2/7/2024).
Untuk menjawab kelemahan itu, Kemendikbud Ristek tengah mempercepat pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Abdul Haris optimistis pemanfaatan teknologi digital dapat mudahkan akses atau koneksi masyarakat masuk jenjang pendidikan tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satunya mungkin menjadi solusi yang terbaik yang dikembangkan adalah digitalisasi pendidikan ini. Sehingga semua calon mahasiswa bisa mengakses pendidikan tinggi dari mana pun mereka berada dan kapan pun," katanya.
Dia menjabarkan kondisi geografis Indonesia yang terpisah-pisah antara beberapa pulau, menjadi hambatan percepatan koneksi masyarakat antar wilayah satu dengan lainnya. Belum lagi lokasi perguruan tinggi yang tidak serta-merta selalu berada di wilayah penduduk tertentu.
Menurut Abdul, kementerian mengelola setidaknya total 4.300-an perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta di Tanah Air.
"Selain dari jumlah mahasiswa yang begitu besar. Semuanya berada pada wilayah Indonesia yang tidak mudah dijangkau. Solusinya memberikan akses pendidikan. Salah satunya melalui teknologi digital ini," sambung Abdul.
Abdul menegaskan perlu dukungan semua pihak agar akselerasi digitalisasi pendidikan di perguruan tinggi bisa berjalan. "Kami terus komitmen untuk memperbaiki kualitas menuju perguruan tinggi berkualitas," tukasnya.
Staf Ahli Menteri Bidang Sosial Ekonomi dan Budaya Kominfo, Wijaya Kusumawardhana, menambahkan upaya Kominfo untuk mendongkrak akselerasi pemanfaatan teknologi digital maupun AI di perguruan tinggi secara umum. Di antaranya, penyelesaian pembangunan BTS, kemanfaatan satelit, dan kabel optik.
"Kalau infrastruktur, pemerintah terus mendorong percepatan infrastruktur. Ini juga mendorong percepatan tingkat penetrasi internet atau akses jaringan kepada semua masyarakat. Saat ini kita tahu bahwa punya penetrasi berada itu baru di 80 persen," tandas Wijaya.
(hsa/dpw)