Serangan udara Israel ke wilayah Lebanon yang menewaskan empat petempur kelompok Hizbullah mendapat balasan. Hizbullah menembakkan puluhan roket yang menargetkan pangkalan militer yang berada di Israel utara.
Hizbullah dalam pernyataannya mengeklaim para petempurnya, pada Kamis (27/6/2024) waktu setempat, mengebom "pangkalan pertahanan udara dan rudal utama komando wilayah utara (Israel) ... dengan puluhan roket Katyusha".
"Sebagai respons atas serangan musuh yang menargetkan kota Nabatiyeh dan desa Sohmor," sebut Hizbullah dalam pernyataannya, dilansir detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hizbullah dalam pernyataannya bahwa empat petempurnya, salah satu dari Sohmor, telah terbunuh akibat serangan di Lebanon.
Kelompok yang didukung Iran itu juga mengekaim pasukannya melancarkan dua serangan lainnya terhadap sejumlah pasukan dan posisi militer Israel, termasuk satu serangan yang menggunakan beberapa drone.
Dalam pernyataan terpisah, militer Israel menyebut bahwa "sekitar 35 peluncuran teridentifikasi melintas dari Lebanon". Diklaim oleh militer Israel bahwa sistem pertahanan udara Tel Aviv "berhasil mencegat sebagian besar peluncuran" tersebut.
"Tidak ada korban luka yang dilaporkan," sebut militer Israel.
Disebutkan juga oleh militer Israel bahwa serangan udaranya telah "melenyapkan" tiga anggota Hizbullah, dengan rincian satu di area Sohmor dan dua lainnya di bagian selatan Lebanon. Tidak diketahui secara jelas apakah kematian tiga anggota Hizbullah yang diklaim Tel Aviv ini sama dengan laporan Hizbullah sebelumnya.
Militer Israel, dalam pernyataannya, juga menyebut bahwa "dua UAV (drone) yang teridentifikasi melintas dari Lebanon terjatuh" di Israel bagian utara, tapi tidak memicu korban luka.
Sementara itu, laporan kantor berita Lebanon National News Agency (NNA) menyebut serangan udara Israel menghantam beberapa area di Lebanon bagian selatan pada Kamis (27/6/2024) waktu setempat, dan satu serangan lainnya menghantam gedung permukiman di area Nabatiyeh hingga melukai "lebih dari 20 orang".
Serangan lintas perbatasan yang terus terjadi semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang Gaza bisa meluas hingga menjadi konflik regional, terutama jika Hizbullah dan militer Israel terlibat perang langsung.
Berbagai negara, termasuk Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu dekat Israel, menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan mencetuskan solusi diplomatik. Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant, dalam kunjungan ke Washington pekan ini, mengatakan negaranya tidak ingin berperang di Lebanon. Namun, juga memperingatkan bahwa Tel Aviv bisa mengembalikan Hizbullah ke "Zaman Batu" jika upaya diplomasi gagal.
Artikel ini sudah tayang di detikNews, baca di sini
(hsa/hsa)