Produksi Lagu soal Iklim-Lingkungan, 15 Musisi Nasional Bakal Ngumpul di Bali

Produksi Lagu soal Iklim-Lingkungan, 15 Musisi Nasional Bakal Ngumpul di Bali

I Wayan Sui Suadnyana, Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Rabu, 26 Jun 2024 17:51 WIB
Salah satu inisiator IKLIM sekaligus vokalis dan gitaris Navicula Gede Robi ketika ditemui di di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Bali, Rabu (26/6/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Foto: Salah satu inisiator IKLIM sekaligus vokalis dan gitaris Navicula Gede Robi ketika ditemui di di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Bali, Rabu (26/6/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Sebanyak 15 musisi nasional bakal berkumpul di Ubud, Bali, pada 1 hingga 5 Juli 2024. Mereka bakal membahas isu lingkungan hingga iklim dalam workshop hingga melahirkan satu album untuk The Indonesia Knowledge, Climate, Arts & Music Lab (IKLIM) Fest 2024.

Salah satu inisiator IKLIM sekaligus vokalis dan gitaris Navicula, I Gede Robi Supriyanto, menilai musisi memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran publik terkait isu lingkungan hingga iklim di Indonesia. Sehingga, melalui karya-karyanya, para musisi dapat membentuk opini publik.

"Untuk memilih 15 musisi itu sudah dengan sangat berat hati. Seleksi adalah yang paling susah dilakukan di sini karena aku ingin banyak yang terlibat, tetapi apa daya, kami cuma bisa produksi satu album di satu tahun," ujarnya di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Bali, Rabu (26/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, ada 130 musisi dari berbagai daerah di Indonesia yang mendaftarkan diri. Kemudian, melalui seleksi yang dilakukan, terpilihlah 15 musisi. Mereka di antaranya Petra Sihombing, Efek Rumah Kaca, Voice of Baceprot hingga Band Jangar.

Saat melakukan seleksi, pihaknya turut melihat track record dari musisi terkait kepedulian soal isu lingkungan dan juga asal daerah mereka. "Misalnya, Kalimantan kan hutannya banyak dan ada isu lingkungannya, berarti harus ada musisi dari daerah itu yang berbicara. Lalu, Papua kan sekarang isu All Eyes on Papua, akhirnya kami pilih satu artis dari sana," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Robi, ketika workshop telah selesai, para musisi ini akan diberikan kebebasan untuk mengangkat isu. Kemudian, 15 lagu yang telah rampung tersebut akan diluncurkan saat IKLIM Fest 2024 pada November 2024.

"(Antusias warga terhadap album di tahun lalu) so far negatif tidak ada. Masih positif dan bagus. Makanya di tahun ini lebih banyak (musisi) dan harapanku biar di tahun berikutnya bisa lebih gede lagi," katanya.

Menurut Robi, akan banyak musisi Indonesia yang tampil dan menghadirkan karya-karya soal isu lingkungan hingga iklim melalui kegiatan tersebut. Isu soal iklim dan lingkungan telah lama disuarakan oleh Navicula.

Robi menuturkan, Navicula sendiri telah berkarya sejak tahun 1996 dan telah mengeluarkan 11 album. Banyak dari lagu-lagu yang mengangkat berbagai isu mengenai lingkungan, baik kondisi hutan, sampah, hingga laut. Beberapa lagu di antaranya berjudul Orangutan, Sampah, hingga Pantai Mimpi.

Selain menunjukkan keseriusannya soal isu lingkungan melalui lagu, Navicula juga menyontohkan melalui suatu gerakan. Menurut Robi, sudah sepuluh tahun lamanya setiap Navicula tampil tidak menginginkan adanya produk-produk yang berbahan plastik, misalnya seperti air kemasan.

Ide ini pun pihaknya turut sebarkan ke musisi lainnya sebagai bentuk kepedulian dalam meminimalisasi penggunaan plastik. Sehingga nantinya dapat mengurangi jumlah produksi sampah plastik.

"Ada beberapa teman-teman yang sudah pakai (cara itu). Mereka bilang seru juga, tetapi kalau tidak mau, aku juga tidak paksakan," akunya.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads