Mayat bayi perempuan yang ditemukan di loloan (muara sungai) Sungai Pakerisan, Pantai Cucukan, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali, pada Senin (24/6/2024) diperkirakan berusia dua minggu setelah dilahirkan. Jasad bayi malang itu berada di RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar, untuk diautopsi.
"Dari kondisi besar ukuran jasad, bayi sudah berumur sekitar dua minggu. Itu terlihat dari tali pusar yang sudah terlepas. Untuk kapan meninggalnya belum bisa dipastikan karena masih menunggu hasil autopsi rumah sakit, kami serahkan semua kepada pihak kepolisian," beber Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar Ida Bagus Putu Suamba.
Dia memastikan jasad bayi malang itu berasal dari aliran sungai. Setiba di hilir, jasadnya tersangkut karena volume air yang mengecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dari hari Minggu kemarin hujan deras, tidak ada yang tahu ada jasad bayi di sana, biasanya banyak pemancing yang datang ke kawasan itu," ujar Suamba.
Sementara itu, Kapolsek Blahbatuh Kompol I Made Berata mengatakan belum diketahui penyebab kematian dan kapan terjadinya. Polisi sejauh ini masih melakukan penyelidikan.
"Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) kondisi bayi sudah membiru, kulit mengelupas, dan bagian bahu kiri rusak, apakah itu akibat kekerasan atau dimakan hewan buas, masih diselidiki," ungkap Berata.
Polisi masih menelusuri warga di Gianyar yang sudah melahirkan tapi bayinya tidak ada dan mengecek puskesmas maupun pusat pelayanan kesehatan lain.
Sebelumnya, Koordinator Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Gianyar, I Wayan Join Hermanto, mengatakan mayat bayi langsung diangkat warga untuk dibawa ke pantai yang jaraknya sekitar 10 meter dari lokasi penemuan. Setelah dicek, sebagian tubuh mayat bayi itu sudah rusak.
"Kondisinya sudah mulai rusak, bahu kiri sudah rusak, kulit mengelupas. Namun, kelengkapan tubuh lain masih utuh, berjenis kelamin perempuan. Kami pindahkan sedikit agar tidak hanyut karena ombak laut masuk dan air sungai juga cukup besar," kata Hermanto.
Hermanto menyatakan tidak mengetahui mayat bayi itu dibuang langsung di lokasi atau hanyut. Mengingat, wilayah tersebut diguyur hujan dari Minggu (23/6/2034).
(hsa/gsp)