Cerita Jessica Ditahan Petugas Bandara karena Bawa Jantung Manusia dalam Tas

Kisah Viral

Cerita Jessica Ditahan Petugas Bandara karena Bawa Jantung Manusia dalam Tas

Syanti Mustika - detikBali
Minggu, 16 Jun 2024 08:28 WIB
Mother picking backpack from security counter while standing by daughters. Family is with luggage at airport terminal. They are going on vacation.
Ilustrasi check in di bandara. (Foto: iStock)
Denpasar -

Seorang perempuan bernama Jessica Manning dicegat dan ditahan petugas bandara karena membawa barang 'tak biasa' dalam tas. Dia kedapatan memasukkan jantung miliknya dalam tas dan dibawa saat bepergian.

Dilansir dari detikTravel, pada Jumat lalu (14/6/2024), Jessica akan berangkat dari Selandia Baru ke Australia. Dia kemudian membawa organ jantungnya hasil transplantasi 8 tahun lalu, karena berencana menetap di Australia.

Sesampai di bandara, dia dicegat. Adapun alasan dihentikan karena dia membawa jantung dalam kemasan di tasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Supaya tak menimbulkan salah paham, perempuan berusia 30 tahun itu menceritakan kepada petugas bahwa dia menjalani transplantasi jantung dan hati ganda delapan tahun lalu. Petugas khawatir organ yang dia bawa ini membawa penyakit ke Australia.

"Jadi saya berada di sana selama sekitar satu jam untuk mencoba membawa hati ini ke Australia. Tapi aku memilikinya sekarang, dan aman di lemariku," ungkap Jessica.

ADVERTISEMENT

Jessica mengidap enam kelainan jantung saat dilahirkan. Hal itulah yang menyebabkannya harus menjalani beberapa kali operasi.

Tiga operasi jantung terbuka pertamanya dilakukan ketika dia berusia 5 bulan, kemudian 3 dan 6 tahun. Kondisi ini akhirnya mengharuskan ia transplantasi jantung dan hati secara penuh.

"Ketika saya berusia 19 tahun, saya mengalami gagal jantung. Dan ketika saya berusia 22 tahun, saya didiagnosis menderita penyakit hati," ceritanya.

Setelah transplantasi, Manning yang bekerja sebagai guru memutuskan untuk tetap membawa kembali jantung miliknya.

"Di Selandia Baru, karena budaya Māori, mereka sangat percaya bahwa organ harus dikembalikan ke tubuh Anda sebagaimana Tuhan menciptakan Anda, jadi kami memiliki pilihan untuk menjaga organ kami,"

"Saya bukan orang Māori, namun menurut saya kepercayaan tersebut sangat keren, namun sebenarnya saya mendonasikan kedua organ tubuh saya untuk penelitian medis dan sains. Itulah sebabnya saya tidak memiliki hati karena saya kuliah di universitas untuk penelitian tentang sirosis hati," paparnya.

Terkait penahannya di bandara, dia mengatakan akhirnya petugas bandara melepaskan dia pergi bersama jantung miliknya.

"Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan itu, jadi dia pergi untuk berbicara dengan bosnya. Saat itulah saya mulai menangis, dan pria itu berusaha sebaik mungkin dan saya mengerti dia hanya bersikap sangat berhati-hati,"

"Masalah utamanya adalah saya berpotensi membawa penyakit baru ke negara ini dan dia tidak ingin saya membawa penyakit yang membahayakan Australia. Tetapi saya senang semuanya telah beres dan saya diizinkan untuk melanjutkan perjalanan saya, dan saya masih memiliki jantung lama saya," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di detikTravel. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads