Belasan korban kebakaran gudang LPG oplosan di Jalan Cargo Taman I, Denpasar, Bali, masih dirawat di rumah sakit. RSUP Prof Ngoerah menjelaskan kondisi terkini 13 korban yang dirawat di rumah sakit itu.
Dokter bedah plastik RSUP Prof Ngoerah dan penanggung jawab pasien I Gusti Putu Hendra Sanjaya mengungkapkan rata-rata para korban mengalami luka bakar 30 persen hingga 90 persen. Sebanyak 12 pasien masih kritis dengan luka bakar di atas 60 persen.
"Untuk luka bakar ada di wajah, tangan, dada, dan kaki. Itu rata-rata (terjadi) di 12 pasien sehingga akan mengganggu jalannya pernapasan karena menghirup asap di lokasi kejadian," kata Hendra Sanjaya, Selasa (11/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendra menjelaskan dengan kondisi luka bakar di atas 60 persen, sebagian besar kulit para korban rusak. Ada juga potensi gangguan pada organ dalam tubuh, terutama paru-paru.
"Nanti berikutnya bisa (berpengaruh) ke fungsi organ yang lain seperti ke ginjal, saluran darah. Ledakan gas ini sangat berpengaruh ke paru-paru," terangnya.
Dia menyebut pada beberapa kasus dengan luka bakar lebih dari 60 persen pasien dapat bertahan dan selamat. Asalkan pasien tidak dalam kondisi mengalami kebakaran di ruang terbuka dan tidak menghirup banyak asap.
"Artinya, menghirup gas terlalu banyak itu sangat mempengaruhi (kondisi pasien). Kalau (kebakaran) di ruangan terbuka itu bisa lebih tidak parah dan tidak banyak kontak dengan asap mungkin lebih ringan (dampak bagi tubuh pasien)," ungkapnya.
Hendra kemudian menjelaskan hingga saat ini tim dokter telah melakukan berbagai perawatan. Salah satunya dengan menyeimbangkan kebutuhan tubuh pasien, baik itu berupa cairan, jalan napas, dan obat-obatan yang diperlukan untuk memperbaiki kondisinya. Nantinya apabila kondisi korban telah membaik, perbaikan luka segera dilakukan.
Kepala Instalasi Rawat Intensif RSUP Prof Ngoerah I Putu Kurniyanta menuturkan kondisi paru-paru para korban saat ini masih belum begitu bagus. Sebab, terkait dengan proses inflamasi atau proses radang akibat uap panas yang masuk melalui hidung sehingga menyebabkan pembengkakan jalan napas bagian atas sampai ke bawah.
"Itu kami bantu dengan alat bantu nafas sehingga pasien bisa nafas melalui alat bantu nafas karena paru-parunya juga terpengaruh. Jadi, istilahnya uap panas trauma inhalasi juga mempengaruhi jalan nafas atas sampai bawah," jelasnya.
Dia kemudian mengatakan idealnya tempat perawatan korban luka bakar harus steril. Sebab, kulit dengan luka bakar yang terkelupas rentan infeksi.
"Gejala ikutan yang berikutnya selain gangguan jalan napas dan gangguan cairan karena proteksi tubuh berikutnya adalah infeksi yang akan mengancam. Jadi, kami di ICU sangat membatasi orang keluar masuk," bebernya.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Prof Ngoerah Affan Priyambodo mengungkapkan pasca menerima belasan korban tersebut, pihaknya memperluas kapasitas tempat tidur hingga memobilisasi SDM serta alat-alat kesehatan.
"Ini untuk memastikan perawatannya optimal. Jadi, hasil akhir perawatan tergantung derajat penyakit dan juga perawatannya. Namun, perawatan yang kami lakukan sudah kami coba yang semaksimal mungkin dengan standar yang baik," jelasnya.
Diketahui, gudang gas LPG tersebut terbakar pada Minggu (9/6/2024) pagi. Sebanyak 18 orang menjadi korban. Tiga orang dilaporkan tewas setelah dirawat di rumah sakit.
(dpw/dpw)