Tolak Gencatan Senjata, 2 Menteri Ancam Bubarkan Pemerintahan Israel

Tolak Gencatan Senjata, 2 Menteri Ancam Bubarkan Pemerintahan Israel

Tim detikNews - detikBali
Selasa, 04 Jun 2024 08:48 WIB
Benjamin Netanyahu
Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Reuters)
Bali -

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, mengancam partainya akan membubarkan pemerintahan. Ini akan dilakukan jika Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata yang diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Ben Gvir adalah salah satu menteri Netanyahu yang mengancam mundur. Satu menteri konservatif lainnya yang juga melayangkan ancaman serupa adalah Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich.

Dalam proposal gencatan senjata Biden itu, salah satu poin yang membuat dua menteri Netanyahu itu berang adalah terkait pembebasan sandera di Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir AFP, Selasa (4/6/2024), Biden pada Jumat (31/5) telah mengusulkan proposal gencatan senjata penuh termasuk pembebasan sandera yang ditahan oleh militan Hamas di Jalur Gaza.

Ben Gvir mengecam proposal tersebut sebagai "kemenangan terorisme dan risiko keamanan bagi Negara Israel".

ADVERTISEMENT

"Menyetujui kesepakatan seperti itu bukanlah kemenangan total tapi kekalahan total," katanya, dikutip dari detikNews.

Smotrich mengatakan dia "tidak akan menjadi bagian dari pemerintahan yang akan menyetujui garis besar yang diusulkan".

"Kami menuntut kelanjutan perang sampai Hamas hancur dan semua sandera kembali," kata Smotrich di X, seraya menambahkan bahwa ia menentang kembalinya pengungsi Gaza ke wilayah utara dan "pembebasan teroris secara besar-besaran".

Netanyahu pada Sabtu (1/6/2024) telah bersikeras bahwa penghancuran Hamas adalah bagian dari rencana Israel yang ditetapkan oleh Biden.

Di satu sisi tanpa dukungan partai Ben Gvir dan Smotrich, koalisi Netanyahu terancam kehilangan mayoritas suara di parlemen. Namun, pemimpin oposisi Israel Yair Lapid berjanji menawarkan dukungan politik kepada Netanyahu jika dua menterinya itu benar mundur.

Artikel ini sudah tayang di detikNews, baca di sini




(hsa/hsa)

Hide Ads