Pemerintah Kabupaten Jembrana mendapat bantuan satu unit mesin pengolahan sampah yang dapat mengolah sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik menjadi RDF (Refuse Derived Fuel). Bantuan yang didapat dari kerja sama dengan PT Wisesa Global Solusindo ini dinilai jadi angin segar untuk mengatasi masalah sampah yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba menjelaskan RDF selama ini dikenal sebagai hasil pemisahan sampah yang dikeringkan kadar airnya sebagai alternatif sumber energi penggunaannya oleh industri. Pengolahan sampah menjadi RDF di TPA Peh diharapkan dapat menjadi salah satu upaya mengatasi permasalahan sampah di TPA Peh yang sudah overload.
Ia mengungkapkan TPA Peh menerima sekitar 50-60 ton sampah per hari ini. Sedangkan sampah eksisting diperkirakan sudah mencapai ratusan ribu ton sehingga TPA Peh hampir tidak bisa lagi menampung sampah apabila tidak segera diatasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, ia mengaku antusias menerima bantuan mesin pengolahan sampah menjadi RDF ini untuk mengatasi sampah yang telah menggunung.
"Hari ini kedatangan mesin ini saya merasa bahagia, ini ada masa waktu yang akan kita uji coba dulu apakah sudah sesuai ekspektasi," kata Tamba dalam keterangan tertulis, Senin (3/6/2024).
Jika mesin dapat beroperasi dengan baik, kata Tamba, diperkirakan sampah eksisting yang ada di TPA akan bisa dibersihkan dalam waktu beberapa tahun ke depan.
"Sampah kita hari ini menurut dinas LH sudah ada 100.000 ton sampah eksisting. Kalau volume pekerjaan ini diambil satu hari 400 ton bisa 4 tahun baru akan selesai sampah ini," tuturnya.
Pihaknya mengatakan kedatangan mesin ini sama sekali tidak menggunakan APBD. Bantuan ini menurutnya murni kepedulian bersama untuk mengatasi permasalahan sampah di Jembrana.
"Kita tidak mengeluarkan tipping fee, armada kita juga minim sekali. Tapi dasarnya semangat kita bersama menjadikan Jembrana ini percontohan pertama," ujarnya.
Sementara itu, perwakilan PT Wisesa Global Solusindo Yohanes mengatakan hasil pengolahan sampah anorganik nantinya akan menjadi bahan bakar alternatif yang dapat digunakan dalam proses pembuatan semen.
"Sampah eksisting ini akan diolah menjadi RDF, itu nanti menjadi pengganti batu bara yang akan dipakai oleh SBI yang kita sudah kerja sama kan," ucapnya.
Ia menambahkan Jembrana menjadi satu-satunya di Bali yang mendapat bantuan mesin pengolahan sampah ini.
"Untuk Bali, first-time di Jembrana. Sebelumnya sudah ada di Jakarta dan Yogyakarta," imbuhnya.
Yohanes mengingatkan proses pengolahan sampah juga harus mempertimbangkan keselamatan kerja. Menurutnya, sampah yang telah menumpuk sekian lama memiliki potensi yang cukup berbahaya.
(akd/ega)