"Pipa-pipa yang kami bangun untuk memastikan air sampai (ke rumah penduduk). Kami buatkan pipanya sampai ke sambungan rumah mulai tahun ini," kata Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian PUPR Endra Atmawidjaja di Nusa Dua, Bali, Kamis (23/5/2024).
Proyek kajian dan penambahan koneksi pipa ke rumah penduduk tersebut, antara lain menyasar Danau Batur di Bali, Danau Singkarak (Sumatera Barat), Danau Limboto (Gorontalo), dan Danau Rawa Pening (Jawa Tengah).
Endra meminta seluruh kepala daerah menyiapkan sosialisasi kepada masyarakat terkait proyek air bersih itu. Dia berharap penambahan pipa tersebut bermanfaat bagi masyarakat.
"Supaya pemanfaatan (danau) sustainable dan optimal," kata Endra.
Endra menjelaskan 15 danau itu sudah masuk kategori kritis. Menurutnya, dasar danau tersebut sudah mengalami sedimentasi akibat pencemaran.
Dia mencontohkan lahan pertanian jagung di Danau Lemboto yang dibuat berundak-undak. Sedimentasi di dasar danau, dia berujar, akibat buruknya pupuk tanaman jagung yang larut saat hujan.
"Sehingga tumbuh tanaman enceng gondok. Itu yang menyebabkan danau-danau kita berkurang. Termasuk di Danau Batur," jelasnya.
Endra menjelaskan proyek itu adalah satu dari 113 proyek yang telah dibicarakan selama perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. Ratusan proyek yang dikerjasamakan dengan negara peserta WWF itu bertujuan menyediakan air minum dan pengolahan limbah untuk 3,3 juta keluarga di dunia, termasuk Indonesia.
(iws/dpw)