Umat Buddha merayakan peringatan Trisuci Waisak 2568 BE, Kamis (23/5/2024). Prosesi memandikan rupang Buddha menjadi salah satu rangkaian prosesi ibadah Trisuci Waisak di Wihara Buddha Dharma, Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta, Badung, Bali.
Pembersihan rupang itu dilakukan setelah kebaktian atau pembacaan paritta oleh Bhikku Bhante Bhadra Bala. Umat juga masih terus berdatangan untuk menggelar ibadah.
"Kami memulai prosesi sejak kemarin malam dilanjutkan hari ini. Salah satunya pembersihan rupang yang sebetulnya simbol membersihkan diri dari kekotoran batin dari kebencian, keserakahan, dan negatif lainnya," tutur Bhikku Bhante Bhadra Bala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikBali, satu per satu umat melakukan puja di depan pintu aula sebelum masuk ke area dalam wihara. Anak-anak juga terlihat antusias menyalakan ratusan lilin pelita yang sudah disiapkan.
Suasana khidmat terasa saat umat Buddha bersembahyang di depan altar sembari membawa hio untuk dipersembahkan. Nyala lilin berwarna merah menandai berjalannya proses ibadah. Wangi asap dupa seakan memenuhi setiap sudut wihara.
![]() |
Sementara itu, Bhikku juga tampak khusuk memimpin kebaktian. Setidaknya sebanyak 300 orang lebih mengikuti prosesi Dharma Desana di wihara tersebut.
Setelah prosesi pindapata dan pemujaan itulah, Bhikku mulai memimpin pembersihan rupang Buddha dan mengawalinya dengan membacakan doa. Dua patung kecil Buddha yang sedari awal disiapkan, dibasuh dengan air kembang. Seluruh rangkaian ibadah Waisak itu berakhir pada pukul 12.00 Wita.
Bhante Bhadra Bala menuturkan perayaan Trisuci Waisak tahun ini mengangkat tema 'Keharmonisan Merupakan Pedoman Hidup Berdampingan dalam Berbangsa'. Ia berharap umat Buddha di Nusantara, khususnya di Bali, mendalami ajaran Buddha dan menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan.
"Ketika kita bisa harmoni dengan diri, kita juga bisa harmonis dengan yang lain. Dalam berbuat baik juga harus baik dalam bernegara," pungkas Bhante Bhadra Bala.
(iws/iws)