- 1. Semakin panas habitatnya, semakin besar telinga gajah
- 2. Gajah tidak bisa melompat dan berderap
- 3. Hanya gajah betina yang hidup berkoloni
- 4. Gajah jantan lebih agresif saat birahi
- 5. Gading gajah merupakan modifikasi dari gigi seri rahang atas
- 6. Kawanan gajah menyambut kelahiran gajah dengan Bahagia
Gajah merupakan salah satu hewan terbesar di dunia khususnya di daratan. Hewan yang satu ini hidup dengan kelompok kecil yang dipimpin oleh betina yang berumur senior. Sementara, para jantan muda kebanyakan hidup dalam kawanan yang terpisah dari para betina senior.
Gajah umumnya dapat ditemukan di savana, padang rumput, dan hutan. Namun hebatnya, mereka mampu menguasai berbagai jenis habitat lain, seperti gurun, rawa, bahkan dataran tinggi daerah tropis dan subtropis di Afrika dan Asia.
Menarik bukan, ingin tahu lebih lanjut mengenai gajah? Berikut ini 6 fakta menarik tentang gajah yang dirangkum dari berbagai sumber.
Fakta Menarik Tentang Gajah
1. Semakin panas habitatnya, semakin besar telinga gajah
Tahukah kamu bahwa gajah Afrika memiliki lebar daun telinga yang paling besar dibandingkan dengan jenis gajah lainnya? Ya, hal ini dikarenakan habitat dari gajah Afrika memiliki iklim terpanas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Telinga gajah Afrika mencapai panjang 4 kaki dan lebar hingga 3 kaki. Memiliki bentuk yang unik menyerupai bentuk benua Afrika. Pada daun telinga gajah, terdapat banyak pembuluh darah yang salah satunya berfungsi mengeluarkan panas tubuhnya dengan cara mengepakkannya dalam posisi diam.
2. Gajah tidak bisa melompat dan berderap
Kecepatan jalan gajah mampu mencapai 18 km/jam. Tak hanya itu, gajah dapat berenang sejauh 48 km dengan kecepatan 2,1 km/jam. Sebagai perenang yang handal, gajah mampu berenang tanpa menyentuh dasar hingga 6 jam lamanya.
3. Hanya gajah betina yang hidup berkoloni
Fakta menarik selanjutnya, para koloni gajah dipimpin oleh gajah betina tertua yang disebut Matriark. Dengan beranggotakan lebih dari 10 ekor yang terdiri dari beberapa pasang induk dan anak.
Matriark ini akan memimpin hingga akhir hayatnya dan ketika ia mati maka akan digantikan oleh saudaranya atau anak perempuan tertuanya. Koloni-koloni gajah betina sangat aktif berinteraksi hingga membentuk klan yang terdiri dari beberapa kelompok gajah.
Biasanya klan tersebut bekerja untuk mempertahankan wilayah atau sumber air saat musim kemarau dari klan lain. Berbanding terbalik dengan betina, gajah jantan justru jarang dijumpai membentuk koloni, terkadang ada meski hanya beranggotakan 2 ekor gajah jantan saja.
4. Gajah jantan lebih agresif saat birahi
Birahi mulai dialami oleh gajah jantan sejak menginjak usia 15 tahun dan akan stabil pada usia 35 tahun. Biasanya birahi terjadi pada gajah muda pada bulan Januari - Mei, sedangkan pada gajah yang lebih tua pada bulan Juni - Desember.
Untuk mengetahui gajah sedang birahi, terlihat dari keluarnya cairan dari daerah pelipisnya (kelenjar temporal), berjalan dengan kepala terangkat dan berayun, melambaikan satu telinga, bersuara gaduh, dan mengorek tanah dengan taring. Saat gajah sedang birahi, biasanya akan cenderung agresif karena itu bila ada perkelahian, gajah yang sedang birahi biasanya akan menang.
5. Gading gajah merupakan modifikasi dari gigi seri rahang atas
Gading gajah akan tumbuh pada usia 6 - 12 bulan menggantikan gigi susu, bertumbuh 17 cm setiap tahunnya. Gading berfungsi untuk menggali menemukan akar air dan garam, menguliti dan menandai pohon, menyingkirkan batang pohon, sekaligus sebagai senjata melindungi diri.
Berbeda dari gajah Afrika yang memiliki gading pada jantan dan betina, gajah Asia hanya memiliki gading pada jantannya saja. Taring gajah Asia terbesar yang pernah ditemukan sepanjang 3,02 meter dengan berat mencapai 39 kilogram (kg).
6. Kawanan gajah menyambut kelahiran gajah dengan Bahagia
Gajah yang baru lahir biasanya akan terlahir dengan berat sekitar 120 kg dan tinggi 85 cm. Dengan berkumpul mengelilingi dan menyentuh anak gajah menggunakan belalai menandakan kebahagian. Jika terdapat ancaman atau bahaya, para anak-anak gajah akan ditempatkan di tengah - tengah koloni sebagai bentuk perlindungan.
Artikel ini ditulis oleh Desak Made Diah Aristiani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)