Libatkan Ribuan Peserta, Lagu CBP Rupiah-Tari Legong Pecahkan Rekor Muri

Libatkan Ribuan Peserta, Lagu CBP Rupiah-Tari Legong Pecahkan Rekor Muri

Ni Wayan Santi Ariani, Siti Muamalah - detikBali
Kamis, 02 Mei 2024 15:09 WIB
Pagelaran Tari Legong yang dibawakan oleh 5.000 pelajar mencatatkan rekor MuriΒ di SMPN 2 Denpasar, Kamis (2/05/2024). (Foto: Siti Muamalah/detikBali)
Pagelaran Tari Legong yang dibawakan oleh 5.000 pelajar mencatatkan rekor MuriΒ di SMPN 2 Denpasar, Kamis (2/05/2024). (Foto: Siti Muamalah/detikBali)
Denpasar -

Dua rekor terpecahkan dalam kegiatan Edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah saat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di SMPN 2 Denpasar. Kedua rekor itu adalah menyanyikan lagu yang melibatkan 82 ribu peserta dan pagelaran Tari Legong yang dibawakan oleh 5.000 pelajar.

Kedua kegiatan yang digelar oleh Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali itu berhasil masuk ke dalam catatan Museum Rekor Indonesia (Muri). Pemecahan rekor ini merupakan puncak kegiatan Denpasar Education Festival (DEF) 2024.

"Ini adalah sebuah legacy atau warisan dari siswa, para pendidik, dan juga para kepala daerah untuk mendorong cinta bangga dan paham rupiah," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, R Erwin Soeriadimadja dalam sambutannya, Kamis (2/05/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwin menjelaskan gerakan cinta rupiah yang dikampanyekan BI sama artinya dengan mencintai Indonesia. Menurutnya, kebanggaan terhadap rupiah juga bertujuan untuk menjaga kedaulatan negara dan stabilitas perekonomian bangsa.

Dia menjelaskan pemecahan rekor pementasan Tari Legong dengan peserta terbanyak bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Bali. Tari Legong menjadi ilustrasi pada lembar uang kertas pecahan Rp 50 ribu.

ADVERTISEMENT

"Karena rupiah jendela Indonesia, maka kami menampilkan budaya Indonesia dengan harapan banyak masyarakat memahami budaya dan seni di Indonesia," pungkasnya.

Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa berharap seluruh siswa yang terlibat dalam pemecahan rekor Muri itu lebih bijak mengelola keuangan sejak dini. Terlebih, kegiatan tersebut diikuti oleh siswa PAUD, SD, hingga SMP.

"Pertama dari sedini awal mereka bisa mengelola keuangan mereka. Kedua, menghargai uang itu sendiri," kata Arya Wibawa.




(iws/gsp)

Hide Ads