Duh! Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Ada Efek Samping Pembekuan Darah

Duh! Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Ada Efek Samping Pembekuan Darah

Nafilah Sri Sagita K - detikBali
Rabu, 01 Mei 2024 14:41 WIB
Doctors wearing PPE uniforms white gloves are inoculating the arm muscles to prevent COVID 19.
Ilustrasi vaksin COVID-19. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Worayuth Kamonsuwan)
Bali -

AstraZeneca mengeluarkan pengakuan mengejutkan terkait efek samping langka dari vaksin COVID-19. Vaksin mereka disebut bisa memicu efek samping thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS).

Diketahu, AstraZeneca adalah salah satu vaksin COVID-19 yang dipakai di Indonenesia. Raksasa farmasi itu tak menampik efek samping itu. Namun, kasus ini sangat jarang terjadi.

Dilansir dari detikHealth, Rabu (1/5/2024), TTS menjadi pemicu seseorang mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosit darah yang rendah. Vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford tersebut juga diklaim mencatat puluhan kasus cedera serius dan kematian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini diungkap dalam pengadilan di gugatan class action sejumlah keluarga yang mengaku mendapatkan dampaknya.

Kasus pertama diajukan tahun lalu oleh Jamie Scott, ayah dua anak, yang mengalami cedera otak permanen setelah terkena pembekuan darah dan perdarahan di otak. Dirinya kemudian tidak dapat bekerja setelah menerima suntikan vaksin AstraZeneca pada April 2021.

ADVERTISEMENT

AstraZeneca sempat menentang klaim tersebut tetapi kemudian mengakui dalam sebuah dokumen hukum yang diserahkan ke pengadilan Inggris di Februari, bila vaksin COVID-19 mereka dapat memicu kasus TTS, meski sangat jarang terjadi.

Sebanyak 51 kasus telah diajukan ke pengadilan Inggris, dengan korban dan keluarga yang berduka meminta ganti rugi yang diperkirakan mencapai 100 juta Euro.

Tak Perlu Khawatir Berlebihan

Pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir berlebihan atas efek samping dari vaksion itu. Sebab, kasusnya amat jarang terjadi.

Vaksin COVID-19 AstraZeneca sebetulnya masih memiliki manfaat yang jauh lebih tinggi ketimbang risikonya, yakni memberikan perlindungan saat terpapar COVID-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) masih memasukkan suntikan AstraZeneca ke daftar rekomendasi vaksin COVID-19 yang aman diberikan.

"Risiko terjadi TTS ini saat seseorang menerima satu dosis vaksin AstraZeneca itu sangat kecil di 8,1 kasus per 1 juta dosis. Setelah diberikan vaksinasi dosis kedua, risikonya bahkan menurun di 2,3 kasus per 1 juta," kata Dicky, Rabu (1/5/2024).

Meski begitu, secara umum pemantauan terkait risiko efek samping memang perlu dilakukan. Terlebih, masyarakat yang menerima vaksinasi ini juga wajib mengetahui gejala TTS yang mungkin muncul pasca disuntik.

"Ini meskipun jarang tetap harus ada literasi pada penerima vaksin AstraZeneca. Misalnya diberitahu gejala yang perlu diwaspadai, gejala sakit perut parah, atau sakit perut tidak biasa, terus ada penglihatan kabur atau bengkak pada kaki, ini yang harus membuat mereka mencari pertolongan terhadap tenaga klinis," sambungnya.

Dicky menjelaskan TTS terjadi ketika ada pembekuan darah yang tidak biasa disertai dengan penurunan jumlah trombosit. Kejadian ini dilaporkan saat ada reaksi berlebihan kekebalan tubuh terhadap vaksin, yang kemudian menyerang trombosit dan memicu pembekuan dara.

Dicky kembali menekankan angka insiden kasus yang mengalami hal tersebut sangat jarang dan risikonya lebih besar bisa dikesampingkan.

"TTS ini adalah kondisi langka yang terjadi setelah vaksinasi COVID-19, khususnya vaksin AstraZeneca, kondisi langka artinya tidak semua seperti itu dan beberapa saja dan itu sedikit sekali," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads