Turis asal China tewas terjatuh ke jurang saat liburan ke Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (21/4/2024). Turis berinisial HL (31) itu tewas setelah kakinya tersangkut rok saat berfoto.
Dikutip dari detikJatim, peristiwa nahas itu bermula saat HL dan suaminya, ZY (32) berwisata ke Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, Sabtu (20/4) dini hari. Mereka ingin melihat keindahan Blue Fire di Ijen yang tersohor seantero dunia.
Berikut fakta-faktanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Berangkat ke Kawah Ijen Pukul 02.10 WIB
Pasangan suami istri dari China itu datang bersama rombongan yang dipandu seorang pemandu wisata bernama Guswanto. Mereka berangkat dari Paltuding ke Kawah Ijen sekitar pukul 02.10 WIB. Mereka kemudian naik ke Gunung Ijen dan turun ke kawah untuk menyaksikan Blue Fire.
2. Korban Berfoto dengan Latar Matahari Terbit
Korban dan suaminya kemudian berfoto di salah satu spot dengan latar belakang matahari terbit. Mereka berfoto bergantian. Awalnya sang suami berfoto seorang diri. Setelah itu, korban gantian berpose.
3. Jatuh ke Jurang karena Kaki Tersangkut Rok
Korban berfoto dengan jarak sekitar 2-3 meter dari bibir kawah. Kemudian, ia mundur untuk mendekat ke objek kayu di belakangnya.
Namun saat berjalan mundur, kaki korban tersangkut rok panjang yang ia pakai hingga jatuh ke jurang sedalam 75 meter.
"Saya langsung turun lari ke Paltuding untuk meminta pertolongan," kata Guswanto.
4. Butuh Waktu 2 Jam Untuk Evakuasi
Butuh sekitar 2 jam untuk mengevakuasi HL dari dasar jurang. Kasi V Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur Dwi Sugiharto menjelaskan korban jatuh ke jurang sedalam 75 meter. Saat tim evakuasi tiba di dasar jurang, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.
"Korban berhasil dievakuasi sekitar pukul 11 siang," katanya, Sabtu (20/4/2024).
Menurut Dwi, kejadian tersebut murni kecelakaan. Petugas, kata dia, telah mengingatkan seluruh wisatawan agar berhati-hati saat mendaki Gunung Ijen.
5. Jenazah Dibawa ke RSUD Blambangan
Kapolsek Licin AKP Junaedi mengatakan jenazah korban dibawa ke RSUD Blambangan. Sang suami dan pemandu wisata turut mendampingi saat jenazah diantar ke rumah sakit.
"Kondisi korban mengalami luka-luka bekas benturan dan tulang kakinya patah," kata Junaedi.
6. Derai Air Mata Sang Suami Tak Terbendung
Di RSUD Blambangan, derai air mata ZY tak terbendung. Suara tangisnya terdengar di sudut ruang tunggu.
Di depan kamar mayat ZY hanya bisa menyanderkan kepala ke dinding dan berulang kali menyeka air mata. Dia sama sekali tak pernah menyangka istrinya telah tiada.
![]() |
Selengkapnya baca di sini.
(nor/iws)