Tak terasa puasa Ramadan akan segera berakhir dan itu tandanya Hari Raya Idul Fitri tinggal menghitung hari. Malam menjelang Idul Fitri atau malam takbiran biasanya diisi dengan kalimat takbir hingga masuk waktu salat Id.
Hal ini sesuai dengan perintah yang terdapat pada QS. Al-Baqarah ayat 185, yang berarti:
"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain ayat tersebut, ada juga hadis yang mengatakan bahwa:
"Barangsiapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian.
(Lihat: Ibrahim Al Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri, [Thaha Putra], h:227)
Tapi apakah detikers tahu, bacaan takbir apa yang selama ini dilantunkan?
Sebelum membahas mengenai bagaimana lafal takbir yang dilantunkan saat takbiran, perlu diketahui bahwa bacaan takbir Idul Fitri terbagi menjadi dua jenis, takbir muqayyad dan takbir mursal.
Perbedaan dari kedua takbir tersebut adalah waktu atau kapan masing-masing takbir tersebut dibacakan. Takbir muqayyad dianjurkan untuk dibaca setelah setiap selesai salat.
Sedangkan takbir mursal dapat dibaca kapanpun dan dimanapun. Berikut penjelasannya secara lengkap yang dikutip dari laman NU Online:
Takbir Muqayyad
Seperti yang sudah dijelaskan sepintas bahwa tabir ini dibacakan setiap selesai salat. Salat yang dimaksud di sini bisa salat apapun, fardu maupun sunah. Tak hanya dikumandangkan saat menjelang Idul Fitri, takbir ini juga berkumandang di waktu-waktu tertentu, diantaranya pada saat hari arafah, Idul Adha hingga hari tasyrik (9-13 dzulhijjah).
Lafal takbir muqayyad:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
(Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i, Fathul Qarib al-Mujib dalam kitab Hasyiyah Al Bajuri [Thaha Putera]) h. 227-228)
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na'budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzāba wahdah
Artinya, "Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh.
Takbir Mursal
Takbir ini sunah untuk dilakukan kapanpun dan di manapun. Meskipun begitu, takbir ini lebih baik dikumandangkan saat terbenamnya matahari saat malam 'id hingga masuk waktu salat 'id.
Lafal takbir mursal:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.
Artinya, "Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar."
Demikianlah bacaan takbir yang bisa dibacakan saat malam takbiran hingga menjelas salat 'id. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Rusmasiela Mewipiana Presilla peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)