Cokorda Sawitri atau Cok Sawitri dikremasi di Krematorium Bebalang, Kabupaten Bangli, Bali, hari ini. Jasad budayawan sekaligus sastrawan asal Puri Sidemen itu akan diupacarai melalui prosesi mependem ring geni.
Sepupu Cok Sawitri, Tjokorda Sutedja Pemayun, mengungkapkan prosesi adat terkait kepergian penulis buku 'Janda dari Jirah' itu sudah berdasarkan kesepakatan keluarga besar Puri Sidemen. Prosesi serupa juga sempat dilakukan terhadap ibunda Cok Sawitri yang lebih dahulu meninggal dunia pada Maret lalu.
"Keputusan ini diambil karena sebulan lalu, ibu kandung Cok Sawitri juga meninggal dunia dan dikremasi di Bebalang, Bangli," kata Pemayun, Jumat (5/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Pemayun, kakak kandung Cok Sawitri saat ini masih berada di Jerman. Adapun, prosesi pelebon untuk Cok Sawitri dan ibunya akan digelar secara bersamaan saat seluruh saudara kandung Cok Sawitri pulang ke Bali.
![]() |
Cok Sawitri meninggal dunia di Denpasar, Bali, pada Kamis (4/4/2024) pagi. Cok Sawitri dikenal aktif bermain teater. Karya tulisnya dicetak ke dalam sejumlah buku dan berserakan di berbagai media lokal maupun nasional. Perempuan asal Puri Sidemen, Karangasem, itu produktif menulis cerita pendek (cerpen), novel, prosa, hingga esai.
Pemayun mengungkapkan Cok Sawitri memang sempat mengeluh sakit liver. Selain itu, perempuan kelahiran 1968 itu juga menderita bronkitis lantaran cukup kuat merokok semasa hidup.
Hanya saja, Pemayun melanjutkan, Cok Sawitri bisa menyembunyikan sakit yang dideritanya dengan sikapnya yang selalu ceria di hadapan keluarga. "Kami sangat kehilangan sosoknya. Setiap dia pulang ke puri, suasana menjadi berbeda dengan candaannya dan kata-katanya yang dapat mencairkan suasana," kata Pemayun, Kamis.
(iws/iws)