.webp)
Bagi kamu yang sudah nonton serial Avatar The Last Airbender season 1, mungkin tak asing lagi dengan soundtrack cak..cak.. cak.. di kredit akhir setiap episode. Ternyata, soundrack itu terinsipirasi dari Tari Kecak Bali.
Adanya unsur budaya Bali dalam serial keren ini dikonfirmasi oleh komposer musik di Avatar The Last Airbender, Jeremy Zuckerman. Dia bilang, soundtrack itu memang terinspirasi dari Tari Kecak. Keren!
"Suara Tari Kecak Indonesia yang cak cak cak itu jadi inspirasi buat kredit akhir setiap episode. Dengan suara khasnya itu, lalu di-overlay dan disesuaikan lagi," katanya, dari wawancaranya di saluran YouTube Avatar The Last Airbender, dikutip dari detikPop, Rabu (20/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Tari Kecak, Zuckerman juga pakai alat musik tradisional lainnya buat bikin musik di Avatar The Last Airbender, misalnya kecapi China atau guzheng dan pipa.
Tari Kecak adalah salah satu tarian tradisional dari Bali. Ceritanya tentang barisan kera yang bantu Rama melawan Rahwana untuk menyelamatkan istrinya, Shinta.
Tarian keren ini diciptakan oleh seniman Bali bernama Wayan Limbak dan pelukis dari Jerman bernama Walter Spies pada tahun 1930. Biasanya, puluhan penari laki-laki duduk berbaris melingkar, mereka terus-terusan menyerukan suara "cak" sambil angkat tangan.
Lagu Tari Kecak sendiri diambil dari ritual tarian sanghyang, yang dilakukan untuk memanggil roh para leluhur dan berkomunikasi sama Sang Hyang Widhi buat sampaikan harapan masyarakat. Keren, ya?
Nah, sekarang, musik di bagian akhir serial Avatar The Last Airbender jadi ikon. Bahkan sampai ada yang mencoba meniru suaranya untuk alarm bangun sahur.
Sekadar informasi, season 2 dan 3 serial Avatar The Last Airbender akan hadir di Netflix mulai 22 Maret 2024. Sudah siap nonton maraton?
Artikel ini telah tayang di detikPop. Baca selengkapnya di sini!
(dpw/gsp)
