Angkutan sekolah gratis bagi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Jembrana yang diluncurkan awal Maret lalu, hingga kini belum berjalan. Awalnya, angkutan gratis direncanakan beroperasi setelah Hari Raya Nyepi.
Kabid Perhubungan, Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan (PKP) Jembrana, I Gede Ariadi, mengatakan penundaan ini disebabkan oleh beberapa kendala teknis.
"Masih ada beberapa kendala, seperti penentuan titik kumpul yang belum final. Ini penting karena berkaitan dengan jarak tempuh siswa dari tempat tinggal ke titik kumpul," ungkap Ariadi dikonfirmasi detikBali, Selasa (19/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, jumlah siswa di beberapa titik kumpul masih tergolong sedikit, sehingga tidak efektif dan efisien untuk dijalankan.
"Ada beberapa titik kumpul yang hanya ada dua atau tiga siswa, sedangkan jaraknya cukup jauh. Jadi, kami perlu menambah jumlah siswa di setiap titik kumpul," jelas Ariadi.
Akibatnya, jumlah siswa yang terdaftar dalam program ini pun kemungkinan akan bertambah. Saat peluncuran program, tercatat 169 siswa SMPN kurang mampu yang terdaftar di dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Mungkin nanti jumlahnya bertambah," kata Ariadi.
Untuk diketahui, Bupati Jembrana I Nengah Tamba meluncurkan program angkutan gratis bagi siswa SMPN kurang mampu di seluruh Jembrana pada 2 Maret 2024. Program ini bernama Trans Bahagia dan merupakan salah satu janji politiknya saat Pilkada Jembrana 2020.
Sebanyak 20 armada disiapkan oleh Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jembrana untuk melayani 169 siswa SMP kurang mampu. Para siswa tersebut akan diantar jemput ke 14 SMP Negeri di Jembrana.
Total anggaran yang digelontorkan untuk program tersebut mencapai Rp 1 miliar per tahun.
Program ini diperuntukkan bagi siswa SMP yang memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
(hsa/hsa)