Kasus DBD Melonjak di Maret 2024, Cuaca Tak Menentu Diduga Jadi Penyebab

Karangasem

Kasus DBD Melonjak di Maret 2024, Cuaca Tak Menentu Diduga Jadi Penyebab

I Wayan Sui Suadnyana, I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Selasa, 19 Mar 2024 13:03 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Karangasem I Gusti Bagus Putra Pertama (I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Foto: Kepala Dinas Kesehatan Karangasem I Gusti Bagus Putra Pertama (I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Karangasem - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Karangasem, Bali, melonjak pada Maret dibandingkan Januari dan Februari 2024. Cuaca tidak menentu, kadang hujan maupun panas, diduga menjadi penyebab melonjaknya kasus DBD.

"Pada bulan Maret tahun ini memang terjadi peningkatan kasus jika dibandingkan dengan bulan Januari dan Februari," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karangasem I Gusti Bagus Putra Pertama, Selasa (19/3/2024).

Dinkes Karangasem mencatat ada sebanyak 20 kasus DBD pada Januari dan 32 kasus di Februari 2024. Namun kasus tiba-tiba melonjak di Maret 2024. Tercatat dari 1 hingga 18 Maret 2024 sudah ada sebanyak 57 kasus DBD di Karangasem. Total kasus di selama dua setengah bulan ini sudah mencapai 109 kasus.

Namun, kasus DBD di Karangasem di awal tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan pada periode yang sama pada tahun sebelumnya. Periode yang sama pada tahun lalu ada sebanyak 176 kasus.

Meski demikian, Dinkes Karangasem melakukan sejumlah langkah guna menyikapi melonjaknya kasus DBD pada Maret 2024 agar tidak semakin bertambah. Salah satunya dengan menggencarkan fogging ke lokasi temuan kasus DBD.

"Selain fogging, kami juga imbau masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya. Jika menemukan genangan air agar segera dikuras, karena genangan air sangat rentan menjadi lokasi nyamuk berkembang biak," ujar Pertama.

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem I Komang Wirya mengatakan ada sebanyak 51 pasien DBD yang sempat dirawat oleh pihaknya di awal 2024. Rinciannya 15 orang pasien pada Januari, Februari 24 orang pasien, dan 12 pasien hingga pertengahan Maret 2024.

"Tapi sebagian besar pasien sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan dan saat ini yang masih dirawat hanya sebanyak 5 orang saja," ujar Wirya.


(hsa/dpw)

Hide Ads