Para pemedek memadati Pura Agung Jagatnatha Denpasar untuk merayakan Hari Raya Galungan. Mereka bersembahyang, merayakan kemenangan kebaikan atas keburukan.
"Pelaksanaan Hari Raya Galungan yang jatuh pada Rabu tanggal 28 Februari 2024 (merupakan) Buda Kliwon Dungulan," kata Pemangku Jan Banggul Pura Agung Jagatnatha Denpasar Ida Bagus Saskara, Rabu (28/2/2024).
Pantauan detikBali, pemedek sudah memadati Pura Agung Jagtnatha untuk bersembahyang sejak pukul 07.00 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semakin siang, semakin banyak pemedek yang datang secara bergiliran, masuk ke pura dan menjalani prosesi sembahyangan. Prosesi persembayangan di Pura Agung Jagatnatha tidak dibatasi dan disesuaikan dengan kebutuhan pemedek.
"Kami sesuai dengan (jumlah) masyarakat yang hadir. Jadi, kami tidak bisa membatasi. Tergantung jumlahnya," kata Saskara.
Selain dimeriahkan dengan banyaknya pemedek yang datang, Galungan di pura itu juga dihiasi penjor, tedung, dan pernak-pernik sakral lainnya yang menghiasi pura. Hiasan sakral itu dimaknai sebagai Dharma dan Adharma, yang melambangkan kebaikan dan keburukan.
Hari Raya Galungan sendiri merupakan lambang dari sifat kebaikan yang menang melawan keburukan. Menurutnya, simbolisasi itu sangat merepresentasikan suasana Galungan yang bertepatan dengan Pemilu 2024.
![]() |
"Ada penjor, tenda, tedung, dan kain-kain untuk tempat suci atau pelinggih. Penjor ini yang merupakan ciri khas Galungan. Artinya, kemenangan Dharma melawan Adharma. Sangat bagus kalau dikaitkan dengan situasi Indonesia saat ini yang baru saja melaksanakan Pemilu 2024," kata Saskara.
Wayan Pasek, pemedek asal Denpasar, sudah berulang kali merayakan Hari Raya Galungan di Pura Agung Jagatnatha. Setiap enam bulan sekali dalam setahun, dirinya bersembahyang di pura itu untuk merayakan Galungan dan Kuningan pada hari ke-10 setelahnya.
"Namanya kami umat Hindu, sembahyangnya ke pura. Saya setiap enam bulan sekali saya (sembahyang) ke pura ini," kata Pasek.
Pasek tidak berharap banyak pada Galungan tahun ini. Dia hanya ingin semua masyarakat Bali menjaga perdamaian dan toleransi. Apalagi, setelah kontestasi Pemilu 2024 ini, dia berharap masyarakat kembali bersatu membangun Bali.
"Harapan saya, semua masyarakat yang Hindu maupun non-Hindu baik-baik saja. Toleransi makin ditingkatkan. Karena Galungan ini kami maknai sebagai kemenangan Dharma melawan Adharma," kata Pasek.
David Wilson, pemedek asal Kanada, juga setali tiga uang. Tidak banyak harapan yang ia lontarkan pada Hari Raya Galungan tahun ini. Dia hanya ingin semua masyarakat hidup damai.
"Saya dari Kanada. Sudah delapan tahun saya di Bali. Saat Galungan, saya hanya ingin perdamaian," kata Wilson.
(dpw/dpw)