Anak Terseret Kasus Bully Geng Tai, Vincent Rompies Tak Buka Medsos 2 Minggu

Anak Terseret Kasus Bully Geng Tai, Vincent Rompies Tak Buka Medsos 2 Minggu

Tim detikNews, Tim detikHot - detikBali
Jumat, 23 Feb 2024 10:15 WIB
Vincent Rompies
Vincent Rompies. (Foto: Ahsan Nurrijal/ detikHOT)
Jakarta -

Vincent Rompies mengaku sudah dua minggu tidak menggunakan media sosial (medsos). Presenter yang juga musisi itu tengah menjadi sorotan publik lantaran anaknya disebut-sebut masuk kelompok bernama Geng Tai dan terseret kasus bullying.

Delapan terduga pelaku bullying, termasuk putra Vincent Rompies, diperiksa oleh Polres Tangerang Selatan, Kamis (22/2/2024). Vincent Rompies turut mendampingi putranya saat diperiksa sebagai saksi kasus perundungan tersebut.

Dilansir dari detikHot, Vincent Rompies menyebut anaknya diperiksa sejak pukul 11 siang hingga sekitar pukul 8 malam. Menurutnya, pemeriksaan tersebut berjalan dengan kooperatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillahnya lancar semua, bisa berjalan, tadi juga lancar-lancar juga dan pak polisinya pada baik-baik semua," kata Vincent Rompies di Polres Tangsel, Kamis malam.

Vincent Rompies menegaskan status sang anak saat ini masih menjadi saksi dalam proses hukum yang diproses di Polres Tangsel. "Ya masih saksi. Masih saksi," kata Vincent Rompies.

ADVERTISEMENT

Anak Vincent Rompies disebut-sebut tergabung dalam kelompok bernama Geng Tai yang beranggotakan sekelompok murid SMA Binus School Serpong. Sempat beredar daftar 'jobdesk' anggota Geng Tai dalam aksi bullying tersebut di media sosial.

Disinggung terkait motif perundungan yang diduga dilakukan oleh anaknya, Vincent Rompies memilih untuk menyerahkan kepada polisi. Di sisi lain, ia mengaku tidak membuka media sosial sudah sekitar dua minggu.

"Saya nggak tahu justru, tidak membuka media sosial sudah seminggu, dua minggu ini nggak buka sosmed," kata Vincent Rompies.

Disinggung terkait nasib anaknya di sekolah, Vincent Rompies mengaku masih menunggu proses. Ia berjanji membuka komunikasi dengan korban dan juga keluarganya agar kasus perundungan itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Semoga bisa menemukan titik terang untuk berdamai dan berdiskusi. Dan juga semua bisa kembali normal," imbuhnya.

Viral di Media Sosial

Sebelumnya, seorang siswa Binus School Serpong dilarikan ke rumah sakit setelah diduga menjadi korban bully oleh seniornya. Salah satu anak yang diduga terlibat perundungan diduga anak Vincent Rompies.

Kasus bully yang disebut dilakukan di warung belakang sekolah itu viral di media sosial. Korban disebut merupakan calon anggota geng tersebut. Para calon anggota geng tersebut kabarnya harus melakukan beberapa hal agar bisa bergabung, termasuk membelikan makanan dan lainnya.

Kekerasan fisik terhadap calon anggota geng itu diduga terjadi. Saat itu, korban disebut diikat di tiang hingga dipukuli menggunakan balok kayu. Beberapa siswa diduga ikut merekam aksi tersebut dan menertawakannya. Beberapa pelaku yang diduga terlibat sudah dihukum pihak sekolah.

Kanit PPA Polres Tangsel Ipda Galih menyebutkan ada luka memar hingga luka bakar di tubuh korban. Diduga, korban dianiaya oleh lebih dari satu pelaku. "Di sebagian tubuhnya ada banyak luka memar, juga ada luka bakar akibat terkena suatu benda yang panas," katanya.

Binus School Serpong Keluarkan Sanksi

Binus School Serpong mengeluarkan sanksi terhadap para siswa yang terlibat kasus bullying. Derajat sanksi pun berbeda. Para siswa yang melakukan kekerasan dikeluarkan dari sekolah. Sedangkan, siswa yang melihat tapi tak berupaya membantu disanksi disiplin keras.

"Setelah mengetahui insiden tersebut, pihak sekolah melakukan investigasi secara intensif. Seluruh siswa yang terbukti melakukan tindakan kekerasan sudah tidak menjadi bagian dari komunitas Binus School," kata Corporate PR Binus University Haris Suhendra dalam keterangannya, Rabu (21/2/2024).

"Sejumlah siswa lain yang turut menyaksikan kejadian tersebut, tanpa melakukan tindakan pencegahan maupun pertolongan, juga telah mendapatkan sanksi disiplin keras," imbuh dia.

Haris berharap publik maklum karena sekolah tak mempublikasikan data siswa yang terlibat dalam kejadian tersebut. Sebab, Haris berujar, para pelaku dan korban perundungan itu masih di bawah umur.

KPAI Dampingi Korban dan Pelaku

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan mendampingi korban dan pelaku di kasus perundungan (bullying) yang melibatkan siswa SMA Binus Serpong (Binus School Serpong). KPAI telah mengunjungi SMA Binus Serpong dan mengungkap kondisi psikologis korban masih butuh pemulihan.

"Anak masih butuh pemulihan. Jadi mohon dibantu ya kerja samanya dari teman-teman semuanya untuk mengondisikan agar anak biar pulih secara psikologis dan psikis," kata komisioner KPAI, Diyah Puspitarini, di UPTD PPA Tangerang Selatan, Selasa (20/2/2024), dikutip dari detikNews.

Diyah mengatakan korban membutuhkan waktu untuk sembuh. Dia juga mengatakan akan segera melakukan komunikasi dengan sekolah korban.

"Yang jelas, kita mungkin dulu pernah mendapatkan perlakukan seperti itu, pasti akan membutuhkan waktu untuk sembuh," ujarnya.




(iws/gsp)

Hide Ads