Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Gianyar, Bali, sejak Sabtu (10/2/2024) hingga Minggu (11/2/2024), menimbulkan bencana tanah longsor hingga pohon tumbang di wilayah Ubud dan Tampaksiring. Untuk itu, masyarakat dan wisatawan diminta waspada saat mengunjungi kawasan wisata tersebut.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar tidak sempat pulang ke rumah karena menangani bencana dari Sabtu pagi hingga Minggu. Hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Gianyar Ida Bagus Putu Suamba.
Menurutnya, penanganan yang belum tuntas pada Sabtu malam, dilanjutkan pada Minggu. Salah satunya, penanganan longsor di Banjar Sebali, Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang. Longsor yang terjadi pada Sabtu petang itu menutupi jalan setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua regu TRC BPBD turun melakukan penanganan bersama Dinas PUPR, TNI Polri, serta masyarakat setempat. Proses penanganan baru selesai pada pukul 03.45 Wita, Minggu," terang Suamba.
Suamba menambahkan bencana di Desa Keliki ini cukup besar. Petugas harus menggunakan alat berat untuk membuka akses jalan yang tertutup. Beruntungnya, tidak ada korban dalam peristiwa ini. Panjang longsoran mencapai 40 meter, dengan ketebalan material longsor lebih dari satu meter.
"Hari ini juga ada pohon tumbang menimpa tembok rumah warga dan menutupi jalan di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, sudah tertangani juga oleh BPBD. Dalam peristiwa ini pemilik bangunan mengalami kerugian sekitar Rp 5 juta," imbuh Suamba.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar I Gusti Ngurah Dibya Presasta mengatakan sudah menginventarisasi bencana alam yang sejak sejak 1-10 Februari 2024. Untuk meminimalisasi dampak bencana, BPBD telah mempersiapkan peralatan hingga anggota, sehingga bisa lebih cepat bergerak.
"Termasuk terus berkoordinasi dengan jajaran kepolisian, TNI, dan beberapa relawan. Termasuk juga bentukan tim reaksi cepat di tingkat desa dan kecamatan," terang Dibya.
BPBD mencatat 18 laporan peristiwa bencana sejak awal Februari 2024. Sebagian besar terjadi di kawasan wisata Ubud, Tegallalang, Payangan, dan Tampaksiring. Wilayah-wilayah tersebut rentan bencana, karena ada banyak pohon besar dan tebing yang rawan longsor.
"Yang paling parah adalah kejadian di Keliki, namun kerugian terbesar sementara adalah pohon yang menimpa bangunan tempat suci pura di Payangan pada Jumat (8/2/2024), dengan kerugian Rp 75 juta," pungkas Dibya.
(hsa/hsa)