"Bali itu kondusif. Tapi karena Denpasar dan Badung ini penduduknya lebih banyak, mungkin keamanannya lebih kami fokuskan," kata Harfendi di Makodim 1611/Badung, Senin (5/1/2024).
Adapun jenis potensi kegaduhan yang diwaspadai di Denpasar dan Badung, yakni aksi perusakan dan pencopotan baliho atau alat peraga kampanye (APK) oleh simpatisan dari lawan politik. Ada juga potensi kegaduhan yang terjadi di ranah siber seperti provokasi negatif di media sosial.
"Selama ini yang kelihatan, nyobek-nyobek tanda gambar (baliho). Mungkin ada hujatan atau imbauan melalui media sosial dan segala macamnya, itu yang perlu diwaspadai," ungkapnya.
Harfendi mengungkapkan Kodam IX/Udayana akan mengerahkan 10.700 personel untuk mengamankan Pemilu 2024 di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), maupun Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka akan bersinergi dengan polisi untuk mengamankan tempat pemungutan suara (TPS) di tiga wilayah tersebut.
Meski begitu, dia tidak merinci alokasi personel yang diterjunkan di masing-masing wilayah itu. Menurutnya, jumlah prajurit yang diterjunkan dapat bertambah sesuai dengan kebutuhan pengamanan.
"Potensi konflik lain, kami belum melihat itu. Tapi, kami siap apabila terjadi (gangguan keamanan)," kata Harfendi.
(iws/iws)