Calon presiden (capres) nomor urut 01 Anies Baswedan menyinggung peran pemerintah sebagai regulator. Sementara itu, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengaku tidak mengikuti paham neoliberalisme. Hal itu terungkap dalam debat kelima Pilpres 2024 pada Minggu malam (4/2/2024).
Dilansir dari detikNews, Anies awalnya berbicara mengenai pembangunan pabrik handphone (HP) dalam negeri. Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengatakan praktik pembangunan harus melibatkan banyak pihak. Menurutnya, pemerintah harus menyediakan ekosistem yang sehat.
"Ketika sampai kepada kegiatan praktis, maka pendekatannya kolaboratif. Negara adalah regulator, dan negara memberikan ekosistem yang sehat. Panggil pelaku yang selama ini terlibat, baik swasta maupun BUMN, sampaikan ada kebutuhan membangun pabrik telepon seluler," kata Anies.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan bukan negara yang membangun. Negara, kata Anies, harus menyiapkan apa yang dibutuhkan mulai dari kemudahan perizinan, modal ataupun urusan pajak.
Sementara itu, Prabowo menyatakan dirinya tidak sepaham dengan neoliberalisme. Menurutnya, pemerintah harus berada di depan untuk membantu masyarakat.
"Saya agak berbeda, saya tidak ikut paham-paham neolib bahwa pemerintah bukan hanya regulator, pemerintah di depan pelopor, intervensi bila perlu, bekerja untuk rakyat, membantu," kata Prabowo.
"Di bidang budaya juga pemerintah juga harus di depan, menjaga melestarikan semua budaya kita di semua bidang," sambung Prabowo.
Prabowo mengatakan salah satu strategi di sektor kebudayaan yang akan dilakukan di pemerintahannya nanti adalah dana abadi budaya. Ia ingin membantu semua pelaku kebudayaan di Indonesia.
"Kami Prabowo-Gibran merencanakan ada dana abadi budaya untuk memberi dorongan, dukungan untuk semua aktor-aktor, pelaku-pelaku budaya kita, di semua bidang. Ini adalah mutlak bagi kita," ujar Prabowo.
Prabowo lantas menyampaikan pengalamannya dalam memimpin salah satu warisan budaya Indonesia yaitu pencak silat. Selain itu, dia mengaku terlibat dalam mengembangkan wayang hingga sendratari.
"Budaya kita sebagai contoh pencak silat bela diri warisan nenek moyang kita, saya sendiri sudah 37 tahun mengurusi pencak silat. Belum lagi budaya-budaya lain seperti sendratari, wayang kulit, wayang orang, wayang golek dan segala macam musik kita," ujar Prabowo.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!
(iws/iws)