Contoh Khutbah Isra Miraj 2024 Berbagai Tema

Contoh Khutbah Isra Miraj 2024 Berbagai Tema

Anastasya Evlynda Berek - detikBali
Sabtu, 03 Feb 2024 22:45 WIB
Ucapan Isra Miraj 2023
Isra Miraj. Foto: canva
Denpasar -

Isra Mi'raj merupakan suatu peristiwa penting bagi umat islam, dimana pada peristiwa ini ialah perjalanan suci bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW.

Berdasarkan SKB 3 Menteri, Isra Miraj 1445 H pada tahun 2024 jatuh pada Kamis, 8 Februari 2024. Pada tanggal ini juga pemerintah menetapkan sebagai hari libur nasional 2024.

Berbagai kegiatan yang akan dilakukan untuk memperingati Isra Miraj diantaranya ialah mendengarkan khutbah atau bahkan membawa khutbah bagi sesama. Berikut contoh khutbah singkat yang detikBali rangkum dari berbagai sumber untuk menjadi referensi bagi detikers:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

· Hikmah Dibalik Peristiwa Isra Miraj

Khutbah I

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَوَصَّى وَأَحَاطَ بِكُلِّ شَيْئٍ عِلْمًا. وَأَحْصَى أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ شَهَادَةَ اْلأَتْقَى. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ مَنَّ بِجَمِيْعِ حُقُوْقِهِ قَضَى. أَمَّا بَعْدُ

أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهِ. اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

ADVERTISEMENT

Hadirin jama'ah jum'ah yang mulia,

Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada Anda semua, mari kita meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan berusaha sekuat tenaga melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya.

Telah maklum bahwa kita semua telah memasuki bulan Rajab, bulan yang mulia. Nabi Muhammad dalam memperhatikan bulan Rajab sampai memanjatkan doa yang sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad Ahmad:

أَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

"Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya'ban, semoga Engkau pertemukan kami dengan bulan Ramadlan." Seolah-olah bulan Rajab merupakan persiapan awal untuk menyambut bulan Ramadlan. Ia menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang jatuh setelahnya, yaitu bulan Sya'ban dan Ramadlan.

Sebagian ulama berkata:

رَجَبُ شَهْرُ الزَّرْعِ وَشعْبَانُ شَهْرُ السَقْيِ وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ

"Rajab adalah bulan menanam, Sya'ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadlan adalah bulan panen."

Maka dari itu, marilah kita gunakan bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, istighfar, sedekah, puasa dan lain sebagainya.


Hadirin jama'ah jum'ah yang berbahagia,


Sebagaimana kisah yang telah masyhur, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa ajaib dan mengagumkan, berupa isra' wal mi'raj, perjalanan nabi dari Masjidil Haram sampai Masjidil Aqsha kemudian menuju Sidratul Muntaha. Berikut beberapa kisah yang dapat kita petik dari cerita Isra' dan Mi'raj tersebut. Pertama, Isra' dan Mi'raj adalah perkara yang haq karena sharih (sangat jelas dan eksplisit) disebutkan dalam Al-Qur'an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, tak ada keraguan sama sekali meskipun akal manusia tidak dapat menjangkau.

Semua hal aneh ini terjadi dalam rangka menguji dan mengukur ketebalan iman seseorang, sebab manusia tersesat adalah orang yang hanya mengukur sebuah kebenaran hanya bersandar pada akal semata. Kita harus menghindari arus pemikir yang hanya membanggakan akal dengan mengesampingkan kekuatan Allah yang lain.

Karena tidak mustahil jika pola pikir demikian dilestarikan akan menjadikan ajaran agama yang tidak cocok dengan akal akan ditolak dan diingkari, na'udzubillahi min dzalik. Padahal model demikian adalah cara pandang iblis. Iblis itu disifati dengan أَوَّلُ مَنْ قَاسَ الدِّيْنَ بِرَأْيِهِ (makhluk yang pertama kali mengukur kebenaran agama dengan akalnya sendiri).

Kedua, sebelum Nabi Muhammad menghadap Allah SWT (mi'raj), beliau dibedah dadanya, dibersihkan hatinya meskipun hati Nabi sebenarnya sudah pasti bersih karena beliau ma'shum (suci dari dosa). Sebagaimana yang ditulis pengarang Simthut Durrar, Habib Ali Al Habsyi:

وَمَا أَخْرَجَ الْلأَمْلَاكُ مِنْ قَلْبِهِ أَذَى وَلَكِنَّهُمْ زَادُوْهُ طُهْرًا عَلَى طُهْرٍ

"Malaikat tidak menghilangkan kotoran dari hati Nabi, tetapi agar hati yang suci semakin menjadi suci".

Pembersiahan hati ini dilakukan sebelum Rasulullah menerima tugas shalat lima waktu. Ini juga pelajaran bagi kita sebagai umatnya yang banyak dosa bahwa saat akan menghadap Allah SWT hendaknya lebih dahulu kita bersihkan hati kita masing-masing.

Maksudnya, apabila kita shalat harus dimulai dengan hati yang suci, khusyu' tidak memikirkan bab dunia. Sampai Allah SWT berfirman menggunakan lafadz " أَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ " tidak " اِفْعَلُوْا الصَّلَاةَ ". Iqâmatusshalâh tidak sama dengan fi'lusshalâh. Fi'lusshalâh yang penting melakukan rukun dan syarat shalat sudah disebut fi'lusshalâh.

Tetapi Iqâmatusshalâh yang maknanya adalah:

اِتْيَانُ الصَّلَاةِ بِحُقُوْقِهَا الظَّاهِرَةِ وَ حُقُوْقِهَا الْبَاِطَنَة

Melaksanakan shalat dengan menjalankan syarat-rukun shalat yang dhahir dan syarat-rukun shalat yang bathin, yaitu khusyu'.

Hadirin, Lalu bagaimana agar dapat melaksanakan shalat dengan khusyu'?

Hatim Al Asham ditanya

"كَيْفَ تَخْشَعُ فِيْ صَلَاتِكَ؟"

Bagaimana engkau dapat khusyu' dalam shalatmu?

Maka ia menjawab:

أَقُوْمُ وَ أُكَبِّرُ لِلصَّلَاةِ وَ أَتَخَيَّلُ الْكَعْبَةَ أَمَامَ عَيْنِيْ

Aku berdiri membayangkan Ka'bah ada di depanku

وَالصِّرَاطَ تَحْتَ قَدَمِيْ وَالْجَنَّةَ عَنْ يَمِيْنِيْ وَالنَّارَ عَنْ شِمَالِيْ وَمَلَكَ الْمَوْتِ وَراَئِيْ

Aku membayangkan Shirath di bawah telapak kakiku, surga ada di sebelah kananku, neraka ada di sebelah kiriku dan malakul maut ada di belakangku.

Hadirin hafidzakumullah,

Dengan keterangan tadi, kita semua dapat memahami bahwa shalat yang dimaksud dalam Al-Qur'an yang تَنْهَىْ عَنِ الْفَخْشَاِء وَالمنْكَرِ itu bukan shalat biasa, tidak hanya fi'lusshalâh namun harus Iqâmatussahlâh, shalat yang benar-benar khusyu', hudlûr dan hati suci.

Semoga kita semua, dan keluarga kita dapat menjadi semakin baik, dimudahkan dalam melaksanakan semua perintah Allah SWT, mendapat ridha Allah SWT dan akhirnya masuk surga-Nya. Amin.

Khutbah II

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ, أُتْلُ مَا أُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ, اِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ, وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ, وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. اَلْحَمْدُ للهِ حَقَّ حَمْدِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْـدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا الله، إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ اَللَّهُمَّ اصْلِحْ أَإِمَّتَنَا وَأُمَّتَنَا وَقَضَاتَنَا وَعُلَمَائَنَا وَفُقَهَائَنَا وَمشَايِخَنَا صَلَاحًا تَامًّا عاَمًّا، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُّهْتَدِيْنَ. اَللَّهُمَّ نْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ،اَللَّهُمَّ اَهْلِكْ اَعْدَاَ أَلدِّيْنَ،وَاَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِينَ،وَفُكَّ أَسْرَى الْمَأْسُوْرِيْنَ،وَفَرِّجْ عَنِ الْمَكْرُوْبِيْنَ وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنِ الْمَدْيُوْنِيْنَ وَاكْتُبِ السَّلَامَةَ عَلَيْنَا وَعَلَى الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرُ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الَمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلاَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قُدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَأَهْلَنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَجَمِيْعَ إِخْوَانِنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَّقِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الصَّابِرِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الشَّاكِرِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُخْلِصِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُجَاهِدِيْنَ مِنْ عُلَمَائِكَ الْعَامِلِيْنَ مِنَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. رَبَّنَا أَتِيْنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارَ. اِللَّهُمَّ ارْزُقْنَا حُسْنَ الْخُاتِمَةِ ×۳ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Sumber: NU Jabar Online

· Kenikmatan Surga yang Dimasuki Nabi Saat Mi'raj

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ السَّلَامِ الْمُؤْمِنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ حَبِيْبِ كُلِّ مُسْلِمٍ مُؤْمِنٍ، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَكُلِّ تَقِيٍّ مُؤْمِنٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (التوبة: ٧٢)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Kaum Muslimin rahimakumullah,

Dalam kesempatan yang mulia pada siang hari ini, khatib akan menyampaikan khutbah dengan tema: "Kenikmatan Surga yang Dimasuki Nabi Saat Mi'raj".

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Salah satu hikmah dan tujuan Isra' dan Mi'raj adalah diperlihatkan dan ditampakkan kepada Nabi berbagai keajaiban yang merupakan tanda kekuasaan Allah ta'ala. Salah satu tanda kekuasaan Allah yang diperlihatkan kepada beliau adalah surga.

Surga adalah ciptaan Allah yang terbesar bentuknya dan terluas ukurannya setelah 'Arsy. Letaknya di atas langit yang ketujuh dan berada di bawah 'Arsy. 'Arsy adalah atap dari surga. Allah menciptakan 'Arsy untuk menampakkan kekuasaan-Nya, bukan untuk dijadikan tempat tinggal bagi Dzat-Nya. Karena Allah tidak membutuhkan kepada apa pun. Dia tidak membutuhkan kepada tempat.

Pada saat Mi'raj, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan bahwa beliau memasuki surga dan diperlihatkan bahwa sebagian besar penduduknya adalah orang-orang fakir. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

اِطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ (رواه البخاري ومسلم)

Maknanya: "Aku lihat surga, dan aku melihat bahwa sebagian besar penduduknya adalah orang-orang fakir" (HR al-Bukhari dan Muslim)

Hadirin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Allah ta'ala berfirman yang maknanya: "Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di surga 'Adn. Dan keridlaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung" (QS at-Taubah: 72).

Surga adalah darus salam, kampung keselamatan. Surga adalah darun na'im, rumah kenikmatan yang kekal abadi. Surga kekal dan nikmat-nikmat di dalamnya juga kekal, tidak akan punah atau sirna.

Nikmat surga terbagi menjadi dua: nikmat yang tidak diperoleh kecuali oleh orang-orang yang bertakwa (na'im khash) dan nikmat yang diperoleh oleh semua penduduk surga (na'im 'amm).

Di antara nikmat umum yang diperoleh oleh semua penduduk surga adalah muda terus dan tidak akan tua selamanya, sehat terus dan tidak akan pernah sakit selamanya, bahagia terus dan tidak akan pernah ditimpa kesusahan selamanya, serta hidup terus dan tidak akan pernah merasakan kematian selamanya.

Sebagaimana hal itu diberitakan oleh Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya:

يُنَادِي مُنَادٍ إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوْا فَلَا تَسْقَمُوْا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلَا تَمُوْتُوْا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوْا فَلَا تَهْرَمُوْا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوْا فَلَا تَبْأَسُوْا أَبَدًا فَذلِكَ قولُهُ عَزَّ وجَلَّ: وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (الأعراف: ٤٣) (رواه مسلم)

Maknanya: "Seorang malaikat berseru (kepada penduduk surga): Kalian akan selalu sehat sehingga tidak akan sakit selamanya, kalian akan selalu hidup sehingga tidak akan mati selamanya, kalian akan selalu muda sehingga tidak akan tua selamanya, kalian akan selalu dalam kenikmatan dan kesenangan sehingga tidak akan sengsara selamanya. Inilah yang disinggung oleh firman Allah yang maknanya: "Diserukan kepada mereka, "Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan" (HR Muslim).

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita simak bersama tentang sifat-sifat dan gambaran surga dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits lain. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

هِيَ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ نُوْرٌ يَتَلَأْلَأُ وَرَيْحَانَةٌ تَهْتَزُّ وَقَصْرٌ مَشِيْدٌ وَنَهْرٌ مُطَّرِدٌ وَفَاكِهَةٌ كَثِيْرَةٌ نَضِيْجَةٌ وَزَوْجَةٌ حَسْنَاءُ جَـمِيْلَةٌ وَحُلَلٌ كَثِيْرَةٌ فِي مُقَامٍ أَبَدِيٍّ فِي حَبْرَةٍ وَنَضْرَةٍ (رواه ابنُ ماجه)

Maknanya: "Surga itu-demi Allah, Tuhan Pemilik Ka'bah-adalah cahaya yang cemerlang, tetumbuhan hijau yang banyak nan menakjubkan, istana yang megah, sungai yang mengalir di lantainya, buah-buahan yang banyak dan matang, istri yang cantik jelita dan pakaian-pakaian yang banyak, di kehidupan yang abadi dalam kegembiraan dan wajah yang berseri-seri" (HR Ibnu Majah)

Dalam hadits ini, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersumpah dengan nama Allah, Tuhan Pemilik Ka'bah, bahwa surga adalah cahaya yang terang benderang. Karenanya surga tidak membutuhkan matahari maupun bulan. Setiap yang ada di surga bersinar. Di sana tidak ada kegelapan. Batasan malam dan siang diketahui dengan tanda khusus yang Allah jadikan di sana.

Di surga juga ada Thuba, yaitu pohon yang jika jaraknya ditempuh oleh orang yang menaiki hewan tunggangan di bawahnya, seratus tahun pun tidak akan selesai melewatinya. Pohon ini akan mengeluarkan pakaian-pakaian untuk penduduk surga yang akan mereka pakai.

Di surga juga ada sungai-sungai yang mengalir. Mengambil air sungai itu tidak akan membuat seseorang letih karena ia bukan berupa galian-galian yang dalam. Sebaliknya ia mengalir di permukaan lantai surga.

Di surga juga ada burung-burung yang berbeda dengan burung-burung yang ada di dunia. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّكَ لَتَنْظُرُ إِلَى الطَّيْرِ فِي الجَنَّةِ فَتَشْتَهِيْهِ فَيَخِرُّ بَيْنَ يَدَيْكَ مَشْوِيًّا (رواه البزّار)

Maknanya: "Sungguh engkau di surga akan melihat seekor burung lalu engkau menginginkannya maka ia akan terjatuh di hadapanmu dalam keadaan sudah terpanggang" (HR al-Bazzar)

Setelah dimakan oleh seorang Mukmin, Allah mengembalikannya seperti sedia kala lalu ia terbang kembali.

Hadirin rahimakumullah,

Di surga juga ada ranjang-ranjang yang ditinggikan sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:

فِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌ (الغاشية: ١٣)

Maknanya: "Di sana ada dipan-dipan yang ditinggikan" (QS al-Ghasyiyah: 13)

Disebutkan dalam beberapa hadits bahwa dipan-dipan tersebut dihiasi dengan mahkota-mahkota dari mutiara dan papannya terbuat dari emas. Dipan-dipan itu akan berposisi tinggi selama belum datang pemiliknya. Jika telah datang pemiliknya, maka ia turun melandai kepada pemiliknya sehingga dengan mudah ia mendudukinya. Lalu meninggi kembali membawanya.

Allah menjadikan dipan-dipan tersebut sebagai alat dan sarana untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain di surga. Karenanya, jika seseorang ingin menemui orang lain di surga, dipan tersebut membawanya terbang dengan kekuasaan Allah ta'ala hingga ia sampai di hadapan dipan orang yang dituju. Lalu mereka duduk berhadapan dan berbincang-bincang. Kemudian dipan tersebut akan membawanya kembali ke tempat asalnya. Inilah makna firman Allah:

عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ (سورة الحجر: ٤٧)

Maknanya: "Mereka duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan" (QS al-Hijr: 47)

Saudara-suadaraku seiman rahimakumullah,

Apa yang telah dijelaskan di atas adalah sebagian di antara nikmat umum yang dirasakan oleh semua penduduk surga. Sedangkan nikmat khusus yang Allah sediakan bagi para penduduk surga yang meninggal dunia dalam keadaan bertakwa, maka tidak ada seorang pun malaikat yang dekat kepada Allah atau nabi yang diutus Allah, yang mengetahuinya. Al-Bukhari meriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allah ta'ala berfirman dalam hadits qudsi:

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ (رواه البخاريّ)

Maknanya: "Telah aku persiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam hati manusia." Abu Hurairah berkata: "Bacalah jika kalian mau firman Allah ta'ala:

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (السجدة: ١٧) (رواه البخاريّ)

Maknanya: "Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang menyenangkan hati sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan" (HR al-Bukhari)

Hadirin,Semoga kita tergolong para hamba Allah yang bertakwa sehingga kelak kita akan meraih berbagai kenikmatan yang umum dan khusus di surga. Amin ya Rabbal 'alamin.

Hadirin Jama'ah Shalat Jum'at rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

· Kontektualisasi Nilai-Nilai dalam Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْةَ وَلَا مِثْلَ وَلَا يَدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُنَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفْتُهُ وَحَبِيْبُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيَّكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ كتابه: مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى (۱۱) أَفَتُمَارُوْنَهُ عَلَى مَا يَرَى (۱۲) وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى (۱۳) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (١٤) (النجم: ١١-١٤)


Ma'asyiral hadirin, jamaah shalat Jumat hafidhakumullah.

Pada kesempatan yang mulia ini, di tempat yang mulia ini, kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri dan juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan selalu berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Semoga usaha takwa kita bisa menjadikan sebab kita kelak pada waktu dipanggil Allah SWT, kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul khatimah, Aamiin Yaa Rabbal 'Alamin.

Allah SWT adalah Tuhan semesta alam yang maha kuasa dan maha berkehendak. Kekuasaan Allah bersifat absolut, mutlak, tidak ada kekuasaan dan kekuatan apapun seperti-Nya, bahkan semua kekuatan dan kekuasaan bersumber dari-Nya. Hal ini menjadi keyakinan semua orang beriman tanpa reserve sama sekali. Allah mengendalikan semua gerak semesta, dari planet di tata surya hingga semut kecil di dalam tanah atau ikan di lautan dalam. Semua makhluk tunduk dan patuh kepada Allah sebagai obyek dan Allah sebagai subyek.

Diantara tanda-tanda kekuasaan Allah adalah memperjalankan hamba-Nya dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha dalam waktu sekejap yang kita kenal dengan Isra Mi'raj. Peristiwa tersebut mengungkapkan banyak sekali keajaiban, khususnya bagi Rasulullah SAW yang bahkan belum pernah dan akan dialami oleh makhluk manapun di alam raya ini. Ukuran normal manusia modern memakai pakaian astronot untuk bisa menembus luar angkasa, namun dengan kuasa Allah, Nabi Muhammad SAW dimampukan melewati itu tanpa atribut manusia zaman sekarang. Hal ini membuktikan kuasa Allah sangat agung, hal demikian selaras dengan Asma' Allah yaitu (al-Khaliq) Sang Maha Pencipta. Di dalam Al-Qur'an pun Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ

Artinya: Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki. (QS. Al-Hajj : 18)

Salah satu keistimewaan Nabi MuhammadSAW adalah diperjalankan di waktu malam (Isra') dan dinaikkan (Mi'raj) karena keistimewaan inilah Allah mengabadikan peristiwa tersebut di dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

سُبْحَنَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَا الَّذِي بَرَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (٢)

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. al-Isra' : 1).

Kalimat pertama ayat tersebut menunjukkan ungkapan takjub. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan, kalimat subhana di sini menunjukkan saking Agungnya Allah ta'ala. Hanya Allah saja yang mampu menjalankan Nabi Muhammad dari Makkah ke Palestina dan Palestina sampai langit ke-7 hanya dalam waktu tidak sampai satu malam. Bahkan, dalam satu riwayat mengisahkan, setelah Nabi Muhammad melakukan isra' mi'raj, tempat tidurnya masih hangat dan tempayan bekas Nabi melakukan wudhu tadi belum sampai kering. Ini adalah keajaiban yang luar biasa.

Selaras dengan Ibnu Katsir Imam Syaukani dalam Fathul Qodir menyebutkan bahwa kata subhana adalah bentuk penyucian Allah yang tanpa cacat dan kekurangan sedikitpun tidak ada kata yang musthail bagi Allah. Ats-Tsa'labi menyatakan bahwa kalimat subhana berarti kalimat ta'ajjub.

Mayoritas ulama sepakat, Nabi di-isra'-kan meliputi ruh dan jasad sekaligus. Hal ini berdasarkan apabila yang di-isra'-kan hanya ruh saja, berarti Nabi Muhammad sama dengan mimpi. Jika isra' hanya sebuah mimpi saja, maka hal tersebut tidak merupakan kejadian luar biasa yang sampai Allah memakai istilah subhana pada ayat di atas. Yang membuat fenomenal pada kegiatan isra' mi'raj Nabi adalah keajaiban perjalanan dengan ruang yang besar, namun waktunya sedemikian singkat.

Peristiwa perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW disebutkan dalam Shahih Bukhari, inti sarinya adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam suatu kamar dalam keadaan tidur, kemudian datang malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana semula.

Setelah itu Nabi melakukan perjalanan Isra Mi'raj dengan mengendarai Buraq dengan diantar oleh malaikat Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat pertanyaan, "Siapa ini?" Jibril menjawab: "Jibril." "Siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad". "Selamat datang, sungguh sebaik-baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Nabi."

Di langit pertama, Nabi bertemu dengan Nabi Adam 'alaihissalam. Di langit kedua, Nabi bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf 'alaihissalam, Di langit keempat, Nabi bertemu dengan Nabi Idris.

Di langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun 'alaihissalam. Di langit keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa. Dan terakhir di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam.

Setelah itu, Nabi Muhammad menuju Sidratil Muntaha, tempat Nabi bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT. Kemudian, Nabi naik menuju Baitul Makmur, yaitu Baitullah di langit ketujuh yang arahnya lurus dengan Ka'bah di bumi, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk untuk berthawaf di dalamnya. Kemudian Nabi disuguhi dengan arak, susu, dan madu. Nabi kemudian mengambil susu,

Jibril mengatakan: "Susu adalah lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi Muhammad dan umatnya."

Kemudian Nabi melanjutkan perjalanan namun pada kesempatan ini malaikat Jibril tidak bisa menemani beliau dikarenakan malaikat Jibril tidak mampu untuk masuk maqam tersebut. Ini menunjukan luhurnya maqam Rasulullah, malaikat Jibril saja yang pemimpin para malaikat tidak bisa masuk dalam kedudukan itu. Hanya Rasulullah yang bisa masuk tempat itu, makhluk apapun di muka bumi ini tidak diperkenankan masuk melainkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Di Baitul Makmur, Nabi Muhammad bertemu dengan Allah SWT beliau langsung ber-mukalamah kepada Allah dengan tanpa huruf, bahasa dan suara:

بلا حُرْفٍ وَلَا لُغَةٍ وَ لَا صَوْتٍ

Pada kesempatan itu Allah mewajibkan kepada Nabi untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Musa 'alaihissalam. Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, lalu Nabi Muhammad diminta kembali untuk meminta keringanan kepada Allah hingga akhirnya menjadi lima waktu saja setiap hari.

Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peringatan Isra Mi'raj? Pertama, peristiwa Isra Mi'raj terjadi di tahun yang cukup berat bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dimana beliau ditinggalkan oleh istri tercinta Sayyidatuna Khadijah yang merupakan cinta terbesar beliau dan pendukung utama dakwah agama Islam di masa-masa paling awal. Beliaulah wanita pertama yang beriman kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Di tahun itu juga beliau kehilangan Abu Thalib, pamannya yang sangat melindungi perjuangan beliau dari gangguan kaum Quraisy Makkah. Sepeninggal keduanya Rasulullah berada dalam situasi yang jauh lebih sulit dan kehilangan figur pendukung perjuangan. Peristiwa Isra Mi'raj seakan memberikan pelipur lara bagi beliau dengan pengalaman ruhaniah dan jasadiah yang luar biasa di luar jangkauan pikiran manusia.

Hal ini memberikan pelajaran agar tidak mudah patah semangat dalam perjuangan karena Allah akan memberikan jalan keluar dan kebahagiaan kepada kaum beriman yang taat kepada Allah.

Kedua, Isra Mi'raj adalah mukjizat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dengan perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dikatakan mukjizat karena tidak mampu dilakukan oleh manusia biasa, bahkan Isra Mi'raj adalah mukjizat terkhusus bagi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak diberikan kepada para nabi lainnya.

Begitu istimewanya, banyak kejadian demi kejadian didalam peristiwa itu yang sangat mengagumkan. Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa alam raya ini amatlah luas dan kita dituntut untuk memahami ayat kauniyah disamping ayat Qur'aniyah yang kita baca.

Ketiga, dalam peristiwa ini Rasul melihat kondisi umatnya yang di surga dan di neraka padahal waktu itu neraka dan surga belum ada penghuninya, karena surga dan neraka akan berpenghuni apabila kiamat sudah datang. Hal tersebut memberikan arti bahwa Rasul tidak hanya melakukan perjalanan spasial saja melainkan melompat ke masa depan melewati dimensi-dimensi waktu dan ruang. Tidak ada satupun manusia yang sudah sampai ke dalam surga dan neraka sebelum hari kiamat melainkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Keempat, dalam persinggahannya di Masjidil Aqsha Rasulullah disambut oleh para Nabi dan Rasul dan kemudian memimpin shalat berjamaah. Ini menunjukan keistimewaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bisa bertemu para anbiya' yang terdahulu hal demikian menunjukan bahwa para Anbiya' tidak mati di kubur namun mereka sedang shalat, ini selaras dengan sabda Nabi:

الأنبياء أَحْيَاء فِي قُبُورِهِمْ يُصَلُّونَ

Artinya : "Para Nabi hidup tetap di dalam kubur, mereka sedang shalat"

(HR. al-Baihaqi dan ad-Dhabi).

Hal ini pun tercermin dimana para nabi tersebut menyambut beliau di setiap lapis langit.

Kelima, ketika Nabi Musa bertemu Allah di gunung Tur Sina disuruh melepas sandalnya namun Rasulullah masuk bertemu Allah dengan menggunakan sandalnya. Hal ini membuktikan bahwa sandal Rasulullah pun memperoleh kemuliaan karena menempel dengan manusia agung tersebut.

Hal ini menjadi pelajaran agar kita selalu mengaitkan diri kita dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beroleh kemuliaan di dunia akhirat. Cinta kepada Rasulullah akan membawa kepada syafaatnya dan masuk surga Allah.

Keenam, Shalat yang awalnya 50 waktu menjadi lima waktu merupakan bukti kemurahan Allah pada hambanya, dan kejadian itu juga menunjukan betapa cintanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya beliau rela bolakbalik untuk meminta keringanan kepada Allah agar umatnya tidak terbebani. Sungguh luar biasa kasih sayang beliau selalu memikirkan umat-Nya.

Ketujuh, dalam perjalanan Isra Mi'raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal ini memberikan pelajaran agar kita selalu dekat dengan masjid, menghidupkannya dengan shalat berjamaah dan kegiatan syiar Islam. Kita jadikan masjid sebagai pusat peradaban umat menuju kejayaan umat Islam.

Kedelapan, Semua perintah Allah dalam agama biasanya disampaikan melalui perantara malaikat Jibril tapi perintah shalat Allah langsung yang memanggil Rasulullah untuk berjumpa dengan Allah. Hal tersebut menunjukan pentingnya perintah sholat, karena baik buruk seorang hamba-Nya ditentukan dari kualitas sholat. Semakin bagus kualitas shalatnya maka semakin baik pula predikat hamba disisi Allah. Yang paling awal dihisab di hari kimat kelak adalah shalat sebagaimana sabda nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam:

أولُ ما يُحاسب بهِ العبدُ صَلَاتُهُ

Artinya: Pertama yang dihisab seorang hamba adalah shalatnya. (HR. Bukhari).

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra Mi'raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Allahumma aamiin.

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأَدْخَلَنَا وإِيَّاكُم فِي زُمْرَةِ
عِبَادِهِ المُؤْمِنِينَ.
أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّحِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
بارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُم بِالْآيَاتِ وذكر الحكيم. إنه تعالى جواد كريم مَلِكُ بَر رَؤُوفٌ رَحِي

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لا اله إلا اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمْ تَسْلِيمًا كثيرا

أَمَّا بَعْدُ، فَيا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوا عَمَّا نَهَاكُم عنه وزجروَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى بِمَلائِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النبى يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوا تَسْلِيمًا. اللهم صَلَّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى البياتِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلائِكَةِ الْمُقَرَّبِينَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَن الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبي بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلَى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأحْياءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِدِينُ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّينَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِينَ وَ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّينِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا البَلاء وَالْوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا الدُونَنِسِيًّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرٍ الْبُلْدَانِ المُسْلِمِينَ عامةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبُّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَتَكُونَنَّ مِنَ الخَاسِرِينَ.

تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الخَاسِرِينَ.
عِبَادَ اللَّهِ ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى وينهى عَنِ الفَحْشاءِ وَالْمُنكَرِ وَالبَغَى يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدُكُمْ وَلَذِكْرُ الله اكبر


Sumber: Badan Pengelola Masjid Istiqlal

Itulah beberapa contoh teks khutbah dalam memperingati Isra Miraj 2024, semoga bermanfaat dalam memberitakan kabar baik kepada jemaah, agar dapat meneladani sikap Rasulullah SAW.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Melihat Prosesi Yasa Peksi Burak, Peringatan Isra Mi'raj Keraton Jogja"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/nor)

Hide Ads