Dinas Pertanian Kabupaten Bangli berupaya agar serapan pemakaian pupuk organik bersubsidi di kalangan petani bisa optimal. Pemerintah berjanji mendorong Pemprov Bali agar menaikkan alokasi pupuk untuk Bangli pada 2024.
Langkah tersebut dilakukan untuk mencegah serbuan lalat di Kecamatan Kintamani dan sekitarnya yang sebelumnya viral di media sosial (medsos). Serangga yang menyerbu kawasan Kintamani ini diduga adalah lalat rumah dengan nama ilmiah Musca domestica.
"Kami pada 2023 paling banyak penyerapan pupuk organik bersubsidi dengan maksud mendorong petani mengurangi penggunaan limbah ternak. Itu sudah sosialisasi lewat penyuluh," kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma, Senin (8/1/2024).
Sarma menjelaskan fenomena serangan lalat itu terjadi diduga akibat tingkat pemakaian limbah ternak ayam sebagai pupuk berlebih. Ia sepakat dengan solusi dari pakar pertanian agar ada kewajiban proses komposting terhadap pupuk kotoran ayam sehingga tidak berbau lalu memutus datangnya lalat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, selama ini pemakaian limbah ternak ayam tanpa proses komposting diduga memicu naiknya populasi lalat.
"Kalau (kotoran ayam) dijadikan pupuk, mestinya ada perlakuan tambahan melalui proses fermentasi, penambahan bakteri tertentu yang disebut dekomposisi. Jadi ada proses lanjutan agar pupuk siap diserap tanaman dan tidak menimbulkan bau," beber Sarma.
Wilayah Kecamatan Kintamani, terutama di sekitar kaldera Batur banyak lalat, tetapi pola jumlahnya disebut tergantung musim. Misalnya saat musim panen buah antara Oktober sampai Maret. Pada periode ini, populasi lalat lebih banyak dari bulan lainnya.
"Karena itu kami arahkan penyuluh agar memberdayakan petani atau kelompok tani mengolah limbah kotoran ternaknya. Jadi harus pakai pupuk kandang yang sudah difermentasi, mengurangi masuknya pengiriman pupuk mentah," katanya.
Sarma menyebut setidaknya 600 ton pupuk organik yang sudah diolah dikucurkan untuk memenuhi kebutuhan petani di Kecamatan Kintamani. Namun demikian, jumlah tersebut masih kurang dari kebutuhan petani.
"Kami terus edukasi petani di lapangan dan advokasi pemerintah untuk kebijakan menambah alokasi pupuk organik bersubsidi di Kecamatan Kintamani khususnya. Jadi supaya ada pemberian lebih secara jumlah pada tahun 2024," sambung dia.
Pemkab Bangli juga kerja sama dengan UPTD Perlindungan Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Bali membantu menangani masalah hama penyakit. Sempat dicoba memakai perangkat alat rekat dengan lem tapi kurang efektif.
"Tapi kami terus koordinasi, cari solusi kira-kira apa yang mungkin bisa dipakai untuk kurangi gangguan atau serangan lalat," sebut Sarma.
(nor/gsp)