Sampah di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center, Dusun Karangdadi, Kusamba, Klungkung, kini menggunung. Hal itu merupakan imbas dari penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sente, Klungkung.
Petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Klungkung tak punya pilihan dan kini hanya bisa membawa sampah ke TOSS Center.
Pantauan detikBali, Sabtu (6/1/2024), tumpukan sampah yang menggunung tinggi sekitar lima meter itu adalah sampah campur yang terdiri dari sampah organik dan nonorganik. Padahal,sesuai aturan, masyarakat wajib memilah sampah dengan waktu pembuangan berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para petugas sibuk mengolah sampah plastik di sisi sebelah timur TOSS Center. Sedangkan, di sisi baratnya mengolah sampah organik menjadi pupuk.
Kepala Dinas DLHP Klungkung I Nyoman Sidang mengatakan sampah yang menumpuk di sisi selatan TOSS Centre merupakan sampah yang tidak mampu dikelola oleh para petugas pemilah sampah.
"Sampah itu belum bisa dikelola oleh petugas kami Karena semua sampah kota dibawa ke TOSS setelah penutupan TPA Sente dan itu termasuk tumpukan sampah pada saat pengembangan pembangunan TOSS," ungkap Nyoman Sidang, kepada detikBali, via pesan WhatsApp, Sabtu.
Dengan kondisi tersebut, Pemkab Klungkung berencana untuk menambah sif petugas pemilahan sampah di TOSS Centre. Sehingga, semua sampah bisa dikelola maksimal. Mengingat selama ini pengolahan sampah di TOSS hanya efektif dilakukan selama lima jam kerja.
Saat ini sampah di TOSS maksimal yang bisa dikelola hanya 3,5 ton. Diharapkan dengan penambahan alat dan penambahan sif kerja di TOSS, sampah yang diolah per harinya bisa mencapai 12 ton.
"Untuk menambah sif kerja di TOSS Centre, kami masih bicarakan dengan petugas pemilahnya," jelas Sidang.
Rata-rata sampah yang masuk ke TOSS Centre per harinya mencapai sekitar 32 ton pada saat hari normal. Sementara, saat hari raya, sampah bisa melonjak sampai 47 ton.
Warga Pikat Bulat Menolak Sampah
Sementara itu warga di Desa Pikat, Klungkung, yang menjadi lokasi tempat pembuangan sampah sejak 1990 saat ini sudah benar-benar tidak mengizinkan lagi sampah dibuang ke TPA Sente. Selain sampah sudah menjadi gunung tinggi, sampah juga menyebar ke lahan pertanian warga dan mengeluarkan bau busuk ketika hujan turun.
Bendesa Adat Pangi, Desa Pikat, I Nyoman Suwirta, saat dihubungi tegas menolak pembuangan sampah ke TPA Sente kecuali sampah residu. "TPA Sente sudah overload, kami sarankan Pemkab merelokasi. Kalau terus dipertahankan terus akan ada persoalan," ujarnya, saat dihubungi, Sabtu.
Ia mendorong pengolahan sampah yang sudah dilakukan Pemkab Klungkung dengan berbagai penghargaan itu bisa dimaksimalkan.
Keberadaan sampah di TPA Sente telah mengundang lalat banyak bertebaran. Suwirta mengaku khawatir jika kembali membuang sampah ke TPA Sente, apalagi saat ini mulai musim hujan situasi akan menjadi lebih parah.
"Dulu ditutup, kemudian dari Dinas DLHP meminta lagi buang sampah untuk hari raya saja katanya, ya jelas masyarakat tidak terima, kami sebagai prajuru adat membawakan aspirasi masyarakat itu," imbuhnya.
Aturan Pembuangan Sampah di Klungkung
Dengan pelarangan tersebut, saat ini desa-desa di Klungkung wajib mengelola sampahnya masing-masing dengan memaksimalkan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R) yang ada di masing-masing desa. TPS-3R gencar dibangun pada era pemerintahan Bupati I Nyoman Suwirta.
Beberapa desa yang menolak pembangunan TPS-3R, saat ini kelimpungan. Desa pun mewajibkan sampah diolah di masing-masing rumah tangga.
Hal ini dilakukan karena TOSS Center hanya untuk mengolah sampah perkotaan saja dan desa-desa diwajibkan untuk mandiri.
Untuk pengaturan masalah sampah di Klungkung, sudah dibentuk Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah. Di dalamnya memuat aturan waktu pembuangan sampah hingga sanksi bagi pelanggar.
Pembuangan sampah khusus plastik wajib dilakukan pada Senin dan Jumat, sedangkan hari lainnya adalah sampah organik. Warga yang tidak menaati itu akan dikenakan sanksi denda. Kini, penerapan Perda tersebut tak berjalan maksimal, sehingga pembuangan sampah mulai kacau di Klungkung.
(hsa/hsa)