Fenomena Sewa Pacar, Hubungan Tanpa Cinta

Liputan Khusus Jasa Sewa Pacar

Fenomena Sewa Pacar, Hubungan Tanpa Cinta

Rizky Munte - detikBali
Senin, 01 Jan 2024 10:39 WIB
Grief divorce couple holding broken heart. Unhappy relationship hurt feeling for lover. valentine concept.
Foto: Ilustrasi hubungan percintaan. (Getty Images/iStockphoto/howtogoto)
Denpasar -

Bisnis jasa sewa pacar muncul di Bali. Dosen Sosiologi Universitas Udayana (Unud) Gede Kamanjaya menanggapi fenomena munculnya bisnis pacar sewaan tersebut.

"Saya tidak dalam konteks setuju atau tidak setuju dalam ilmu bebas nilai (sosiologi) terkait tren sewa pacar yang akhir-akhir ini mulai muncul di Bali," ujarnya kepada detikBali, beberapa waktu lalu di Denpasar.

Kamanjaya mengatakan dengan adanya fenomena bisnis sewa pacar menunjukkan terjadi pergeseran nilai hubungan. Dalam relasi pacaran yang sesungguhnya melibatkan afeksi (perasaan) di dalam hubungan. Namun, pacar sewaan didasari ketentuan harga dan tenggang waktu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sekaligus menjadi satu cara pandang baru dalam masyarakat kita melihat dan mendefinisikan keintiman. Dalam bahasa yang lebih mudah, pacar sewaan adalah upaya manipulasi dan transaksional," ungkapnya.

Dalam perspektif sosiologi, kata Kamanjaya, tren sewa pacar dapat mencerminkan perubahan dalam nilai maupun norma sosial masyarakat. Dulu, keintiman dalam hubungan pacaran tumbuh secara alami dan dianggap suci dalam cinta atau pernikahan.

ADVERTISEMENT

Namun dengan adanya tren ini, keintiman dapat dibeli dan menjadi sesuatu yang bersifat sementara. Hal ini menyiratkan bahwa pandangan masyarakat terhadap keintiman dan afeksi dalam hubungan telah berubah.

Kamanjaya menyebut bahwa tren sewa pacar ini muncul pertama kali dari Jepang, dengan merujuk ke situs plsrentme.com. Dengan sebutan Koibito Daiko, sewa pacar merupakan jasa yang diberikan seseorang untuk menolong orang lain dengan menjadi pasangan sementara yang dimulai sejak tahun 2012.

"Kasus ini mengingatkan saya pada masyarakatnya (Jepang) gila bekerja dan dilanda kesepian yang akut. Karena itu muncul semacam teman virtual yang bisa menemani berkencan, chatting, memberi perhatian dan sejenisnya." kata dosen terfavorit pada tahun 2013 ini.

Kamanjaya menjelaskan dampak sosial dari tren sewa pacar ini dapat bersifat positif maupun negatif. Secara positif, tren ini memungkinkan masyarakat untuk lebih fleksibel dalam mendefinisikan keintiman.

Misalnya, tren ini dapat memberikan jawaban bagi mereka yang kesepian atau menjadi korban bullying karena jomblo. Namun secara negatif, tren ini dapat mendegradasi makna afeksi dalam hubungan percintaan dan membingungkan antara realitas dan ilusi hubungan.

"Media sosial selalu punya sisi ganda. Pintar-pintarlah mengelolanya." tutur Kamanjaya.

Di samping itu, motivasi menyewa pacar ini pasti berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa orang mungkin mencari dukungan emosional selama masa sulit dalam hidup mereka.

Sementara yang lain mungkin hanya ingin merasakan kebahagiaan berada dalam suatu hubungan tanpa komitmen jangka panjang. Bagi sebagian orang di Bali, kata Kamanjaya, tren sewa pacar menawarkan kesempatan untuk melatih keterampilan sosial, mendapatkan kepercayaan diri, atau memenuhi fantasi tertentu.

Sewa pacar tidak terbatas pada hubungan romantis, karena layanan platonis (cinta yang tidak vulgar) juga tersedia bagi mereka yang mencari persahabatan atau persahabatan.

"Saya belum menangkap kalau fenomena sewa pacar ini disebabkan karena individualisme di Bali. Saya kira hari ini hanya sebatas untuk tren saja dan gaya-gayaan saja," pungkas Kamanjaya.

Salvator adalah seorang pemilik agensi Sewa Pacar Bali. Dia mengawali usahanya tersebut belum lama, pada 20 Oktober 2023 dan diklaim sebagai agensi sewa pacar pertama di Bali.

Salvator mengisahkan awalnya merantau ke Bali dari kota asalnya dengan memulai bisnis rental mobil, retail, dan kain. Di sela-sela waktu menjalankan bisnis utama tersebut, dia berpikir mengembangkan jasa sewa pacar.

"Aku suka berinteraksi dengan orang dan aku mikirin apa sih yang dibutuhkan remaja saat ini, kebahagiaan apa sih yang dibutuhkan remaja saat ini dalam hal yang positif ya. Maka dari itu terjadi tiba-tiba ide gimana ya kalau misalkan buat agensi sewa pacar," ungkap Salvator kepada detikBali, Jumat (17/11/2023).

Salvator mengaku sudah memikirkan secara matang bisnis sewa pacar ini. Dimulai dengan konsep penyempurnaan feeds Instagram untuk menarik perhatian warganet.

Selain itu, yang juga penting adalah memperhatikan beberapa peraturan untuk kenyamanan klien dan talent (sebutan untuk pacar yang disewa). Ia juga memiliki admin yang mempromosikan jasa sewa pacar di media sosial Instagram, Tiktok, serta Telegram.

Salvator mengungkapkan saat ini ada 24 talent tetap yang bernaung di agensinya. Terdiri dari 19 perempuan dan lima laki-laki.

Menurutnya, sebenarnya siapapun bisa menjadi talent. Syaratnya harus memiliki KTP dan maksimal berumur 25 tahun.

Salvator membuka dua layanan sewa pacar, yakni online dan offline. Layanan online menawarkan paket chatting, calling, post a picture (PAP), dan video call. Sedangkan offline, bertemu langsung untuk menemani kegiatan sesuai durasi yang sudah disepakati.

Menurut Salvator, tidak ada keterikatan kontrak dengan para talent. Pekerjaan yang mereka lakoni bersifat fleksibel. Semua orang dipersilakan untuk daftar dan keluar sesuai kenyamanan masing-masing, dengan catatan sudah mematuhi peraturan.




(hsa/gsp)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikbali

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads