Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan hilirisasi rumput laut berskala besar akan dikembangkan di perairan Teluk Ekas Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pemerintah berencana menjalankan proyek percontohan itu seluas 100 hektare.
Luhut menjelaskan upaya pengembangan potensi maritim perlu dilakukan, termasuk melalui hilirisasi rumput laut. Menurutnya, pemerintah akan membuat regulasi untuk mengatur zonasi pengembangan dan produksi rumput laut agar tidak bersinggungan dengan pengembangan sektor ekonomi lainnya seperti pariwisata.
"Kami akan buat regulasi saja. Sama seperti pertanian. Ini daerah ini khusus daerah rumput laut," kata Luhut dalam evaluasi Kinerja 2023 Menuju Indonesia Emas di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (22/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menyebut Indonesia memiliki 12 juta hektare lahan yang bisa dioptimalkan untuk hilirisasi rumput laut. Dia mengklaim dengan 10 persen saja lahan dikembangkan, ratusan ribu lapangan pekerjaan akan tercipta. Dampaknya, kata Luhut, akan dirasakan oleh masyarakat pesisir di wilayah itu.
"Target kami dalam waktu 5-10 tahun ke depan, 1,2 juta (hektare) saja kita akan hasilkan pupuk organik. Kita bisa hasilkan biodisel, ikan tumbuh lagi, membersihkan karbon, mengganti plastik dan banyak sekali," bebernya.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Firman Hidayat menerangkan program hilirisasi rumput laut ini menjadi salah satu fokus utama pemerintah. Ini sekaligus menjadi pilot project pertama di Indonesia dan bahkan di dunia.
Mengenai pengembangan rumput laut di Lombok, ia memastikan evaluasi secara komprehensif akan terus dilakukan. "Kami juga akan lihat impact terhadap ekosistem. Dari informasi itu, kami bisa tentukan mana lokasi yang pas memenuhi 1,2 juta hektare. Sebisa mungkin di Lombok ini kami akan sosialisasi, akan kami evaluasi terus," pungkasnya.
(iws/dpw)