Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali optimistis 83 persen pemilih di Bali akan menggunakan hak pilih mereka di Pemilu 2024. Mereka akan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam pesta demokrasi itu.
"Target 83 persen ini nggak muluk-muluk. Kita sudah pernah 82,4 persen. Kita harus 83 persen pemilih ke TPS dengan bantuan teman-teman saya yakin kita bisa melakukan itu," kata Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan saat acara media gathering di Denpasar, Selasa (19/12/2023).
KPU Bali, lanjut Lidartawan, sudah melakukan sosialisasi dan kegiatan lainnya untuk mengajak para pemilih datang ke TPS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komisioner KPU Bali I Gede John Darmawan juga menyadari jika data pemilih di Bali 52-54 persen adalah generasi milenial dan Gen Z.
"Kami juga mengklasifikasi generasi itu lah yang paling rawan tidak hadir ke TPS. Jadi informasi masif, kami menjadi titik sasar di dua generasi itu," tuturnya.
Selain itu, upaya KPU lainnya adalah sosialisasi di sekolah pada saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). "Kami memberikan proses ilmu pengetahuan terkait proses kepemiluan dan demokrasi. Kami juga melakukan proses sosialisasi sebagai inspektur upacara di sekolah-sekolah," jelas John.
Disinggung soal potensi golput di Bali, John menyampaikan bahwa karakter masyarakat di Bali bisa dilihat dari siapa calon yang akan maju.
"Kalau pemilu legislatif karena banyaknya peserta pemilu yang mereka berkepentingan terhadap suara, semakin masif lah proses sosialisasi menghadirkan pemilih datang ke TPS," ungkapnya.
"Jadi angka 83 persen yang menjadi target kami adalah angka yang sudah benar-benar kami perhitungan dari sisi target capaian sebelumnya yang 82,4 persen. Kami coba naikkan dengan menaikkan partisipasi mereka sebagai penyelenggara pemilu," tandas John.
(dpw/iws)